Wanita pertama yang menjadi Sekjen PSSI itu dikenalkan menjadi komisaris independen pada rapat umum pemegang saham atau RUPS PT Electronic City Indonesia Tbk di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin.
“Mudah-mudahan saya bisa menjalankan amanat ini dan memberi kontribusi bagi perusahaan. Tentu ini bukan pekerjaan mudah. Namun, ini sebuah tantangan menarik dan kepercayaan yang besar buat saya,” kata Tisha dalam keterangan resminya.
Baca juga: Ratu Tisha mengundurkan diri dari jabatan Sekjen PSSI
Setelah mengundurkan diri dari posisi Sekjen PSSI, Ratu Tisha sempat dihubung-hubungkan masuk ke manajemen klub Liga 2 Perserang, Banten. Namun, wanita berusia 34 tahun menampiknya.
Lulusan program FIFA Master ini melalui akun media sosialnya bahkan sempat merilis fotonya saat bertani jamur. Komentar dari masyarakat sepak bola Indonesia juga cukup banyak dengan apa yang dilakukan Ratu Tisha.
Khusus untuk posisi komisaris independen, bagi Tisha merupakan sebuah lompatan. Komisaris Independen secara sederhana yaitu suatu jabatan yang menjadi bagian dari keanggotaan dewan komisaris, namun bersifat independen dan tidak memiliki afiliasi dengan anggota komisaris lain, pemegang saham, direktur, atau manajemen perusahaan.
Seseorang bisa dipilih sebagai Komisaris Independen harus memenuhi beberapa kriteria. Jika diukur dan dilihat dari kompetensi pribadi, maka dia harus punya integritas, harus paham dengan seluk-beluk bisnis dan tata kelola perusahaan. Serta punya jiwa leadership, komunikasi yang baik, dan team work.
Meski cukup dikenal pada persepakbolaan nasional setelah menjadi Sekjen PSSI dan menjadi bagian dari tim yang meloloskan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, Tisha ternyata juga cukup berpengalaman dalam strategi manajemen dan implementasi good governance di beberapa perusahaan maupun organisasi internasional.
Baca juga: Ratu Tisha tak lagi jadi anggota Komite Kompetisi AFC
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020