Sukoharjo (ANTARA News) - Utusan Khusus untuk Masyarakat Islam dari Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Farah Anwar Pandith mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, semakin membuka peluang untuk berdialog dengan negara-negara Islam.
"Hal ini dilakukan sebagai upaya memperbaiki hubungan Amerika Serikat dengan dunia Islam," kata Farah saat memberikan kuliah umum di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kabupaten Sukoharjo, Jateng, Selasa.
Menurutnya, distorsi yang terjadi antara Amerika Serikat dengan dunia Islam disebabkan minimnya dialog antara kedua belah pihak.
"Akibatnya, kesalahpahaman dalam memahami satu sama lain sering terjadi. Kasus terorisme menjadi isu persoalan yang dititikberatkan pada kesalahpahaman yang sering terjadi," kata dia.
Untuk membuka pemikiran masyarakat Amerika Serikat sendiri, lanjutnya, dialog ini dilakukan dengan memberikan kesempatan masyarakat Islam mengemukakan pendapatnya.
"Dengan cara seperti itu, Amerika Serikat dapat memetakan secara lebih baik masalah-masalah yang dihadapi negara-negara Islam sehingga bantuan yang diberikan Amerika Serikat tepat sasaran," kata dia.
Selain memberikan peluang berdialog dengan negara Islam, dia mengatakan, upaya perbaikan hubungan dengan negara Islam juga dilakukan dengan meluruskan kondisi kebebasan beragama di Amerika Serikat.
"Sistem demokrasi politik Amerika Serikat tidak berpengaruh pada kebebasan penduduknya untuk memeluk sebuah keyakinan," kata dia.
Di samping itu, lanjutnya, pemerintah Amerika Serikat juga berupaya meluruskan pandangan warganya terhadap dunia Islam.
"Untuk kondisi di Solo, saat ini dikenal sebagai sarang teroris karena beberapa waktu yang lalu sejumlah tersangka terorisme ditangkap di Solo," kata dia.
Farah Anwar Pandith mengatakan, hal tersebut tidak benar dan dicoba untuk diluruskan bahwa masyarakat Solo dan daerah-daerah di sekitarnya cinta damai, serta tidak mendukung terorisme.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009