Jakarta (ANTARA) - BUMN konstruksi, PT Hutama Karya (Persero) berkomitmen untuk mengoptimalisasi penggunaan Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2020 dengan total Rp11 triliun, untuk perekonomian Sumatera melalui Proyek Strategis Nasional (PSN) Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), sebagai salah satu upaya mereka membangun negeri melalui infrastruktur terbaik di Indonesia.
Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Muhammad Fauzan menyampaikan bahwa komitmen ini memiliki tujuan sebagai respon atas penurunan aktivitas masyarakat yang berdampak pada perekonomian, khususnya sektor informal atau usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
“Kami memegang teguh amanah dan kepercayaan yang diberikan pemerintah. Melalui PMN 2020 ini, kami gunakan untuk mempercepat penyelesaian pembangunan JTTS demi memajukan perekonomian Indonesia,” kata Fauzan saat dikonfirmasi dari Jakarta, Senin.
Sumatera, lanjut dia, telah menjadi sentra produksi dari pengolahan hasil bumi dan juga lumbung energi nasional. Kegiatan perekonomian utama Sumatera saat ini berfokus pada kelapa sawit, karet, batu bara, perkapalan dan besi baja. Tersambungnya JTTS nanti mulai dari Lampung hingga Banda Aceh diharapkan dapat memfasilitasi pengolahan potensi sumber daya.
"Sehingga Sumatera bisa menjadi mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia, karena pengembangan kegiatan ekonomi utama juga memerlukan konektivitas (infrasruktur),” ujar Fauzan.
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa konektivitas di Sumatera perlu didukung agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak hanya bertumpu di Pulau Jawa, namun merata ke berbagai wilayah sehingga keseimbangan kondisi infrastruktur dapat tercapai. Hadirnya infrastruktur jalan di Sumatera pun menurutnya akan banyak memberikan dampak positif kepada masyarakat serta meningkatkan produktivitas kegiatan ekonomi.
Fauzan lantas mencontohkan komoditas kelapa sawit, dimana tingkat produksi Crude Palm Oil (CPO) sangat bergantung pada waktu tempuh karena kualitas Tandan Buah Segar (TBS) akan menurun dalam 48 jam setelah pemetikan.
"Dengan adanya JTTS, waktu tempuh menjadi singkat sehingga mampu meningkatkan kapasitas serta kualitas tak hanya kelapa sawit namun sumber daya alam lainnya,” tutur dia.
Secara terpisah, Pengamat Transportasi Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH) Prof. Sofyan M. Saleh menyampaikan bahwa keberadaan tol ini sangat dinantikan oleh masyarakat, utamanya di Aceh. Dia menilai jika Tol Sigli – Banda Aceh nantinya terhubung, itu akan mempermudah akses menuju tempat-tempat strategis di Aceh.
"Masyarakat yang faham akan waktu tempuh akan melihat keberadaan jalan tol sebagai sebuah karya yang sangat bermanfaat,” terang Sofyan.
Untuk diketahui, hingga saat ini Hutama Karya telah menjalankan amanah pemerintah dengan membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang ±771 KM dengan 368 KM ruas tol yang telah beroperasi secara penuh, diantaranya ruas Medan Binjai Seksi 2 & 3 (17 Km), ruas Bakauheni – Terbanggi Besar (140 Km), ruas Palembang – Indralaya (22 Km), ruas Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (189 Km).
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020