Tentara-tentara baru itu diperkirakan akan disediakan oleh Jerman dan Prancis, meskipun baru tersedia tahun depan.
"Dari sudut pandang militer, markas besar sekutu di Eropa berpikir, penting untuk mengirim dua kelompok taktis ke zona tersebut, yakni 250 hingga 1.500 tentara masing-masing," kata Jenderal Jerman Karl-Hinz Lather, kepala staf markas besar komando operasi sekutu, yang bermarkas di Brussels.
Namun Lather tidak memberikan perincian, ia mengingatkan bahwa Prancis dan Jerman telah mengindikasikan bahwa mereka tidak akan menanggapi permintaan NATO akan balabantuan lagi hingga mereka melihat hasil konferensi London mengenai Afghanistan pada akhir bulan depan.
Ia oleh karenanya mengharapkan "keputusan politik" dari kedua anggota NATO tersebut setelah itu, kata jenderal Jerman tersebut.
Menurut seorang pejabat lain NATO, balabantuan yag disebutkan Lather itu hanya dapat dipenuhi dengan keputusan Prancis dan Jerman pada waktu yang akan datang.
Prancis mengirim 3.300 tentara ke Afghanistan dan menyambut baik strategi baru AS mengenai peningkatan tentara di Afghanistan.
Afghanistan utara tenang hingga awal tahun ini, tapi telah menghadapi penurunan cepat dalam keamanan dalam beberapa bulan belakangan ini, ketika gerilyawan Taliban mengintensifkan serangan.
Tetapi awal bulan ini Presiden Prancis Nicolas Sarkozy telah menyatakan Prancis akan menunggu hingga konferensi internasional mengenai Afghanistan pada Januari untuk meninjau kembali sumbangan tentaranya.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan negaranya juga akan menunggu hingga setelah konferensi London, yang dijadwalkan pada 28 Januari.
Jerman memiliki sekitar 4.300 tentara di Afghanistan utara, penyumbang terbesar ketiga pada pasukan internasional yang beranggotakan 100.000 tentara setelah AS dan Inggris, yang memiliki 10.000 tentara di negara itu.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009