Srinagar, India (ANTARA News/AFP) - Dua muslimah yang kematiannya menyulut pawai besar pro-kemerdekaan di Kashmir India tahun ini tidak dibunuh, kata penyelidik, Senin.

Banyak orang Kashmir yang menentang kekuasaan India di wilayah yang berpenduduk mayoritas muslim itu menuduh pasukan India memperkosa gadis berusia 17 tahun dan saudara iparnya yang berusia 22 tahun sebelum mayat kedua muslimah itu ditemukan di sebuah sungai yang dangkal.

"CBI hari ini menyerahkan laporannya kepada pengadilan tinggi. Laporan tersebut mengatakan bahwa wanita-wanita itu tewas tenggelam dan tidak diperkosa atau dibunuh," kata pengacara Biro Penyelidikan Pusat (CBI) Anil Bhan kepada wartawan di Srinagar.

Polisi sebelumnya mengatakan bahwa wanita-wanita itu, yang tewas pada Mei, tenggelam, namun pernyataan itu membuat marah masyarakat yang menuduh polisi menutup-nutupi kasus tersebut dan kekerasan pun terjadi.

Pihak berwenang kemudian mengatakan bahwa korban-korban itu mungkin diperkosa dan dibunuh.

Pada September, kasus itu diserahkan kepada CBI setelah pengadilan dan polisi negara bagian gagal menanganinya.

CBI mengupayakan tindakan hukum terhadap enam dokter, lima pengacara dan dua orang lain yang memalsukan bukti, kata Bhan.

Keluarga kedua muslimah itu dan penduduk Shopian, kampung halaman mereka, mengatakan, Senin, mereka menolak hasil penyelidikan CBI itu.

Keberadaan pasukan India di Kashmir telah lama menjadi sumber utama ketegangan di kawasan itu, dimana pemberontakan muslim terhadap kekuasaan India berlangsung selama dua dasawarsa.

Lebih dari 47.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.

Pejuang Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.

New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pejuang Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.

Serangan-serangan tahun lalu di Mumbai, ibukota finansial dan hiburan India, telah memperburuk hubungan antara India dan Pakistan.

New Delhi menghentikan dialog dengan Islamabad yang dimulai pada 2004 setelah serangan-serangan Mumbai pada November tahun lalu yang menewaskan lebih dari 166 orang.

India menyatakan memiliki bukti bahwa "badan-badan resmi" di Pakistan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan-serangan itu -- tampaknya menunjuk pada badan intelijen dan militer Pakistan. Islamabad membantah tuduhan tersebut.

Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, juru bicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.

India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka.

Perdana Menteri India Manmohanh Singh mengatakan pada pertengahan Juli bahwa perundingan perdamaian dengan Pakistan akan tetap tertahan sampai negara itu menindak orang-orang yang bertanggung jawab atas serangan di Mumbai tahun lalu.

Pernyataan Singh itu tampaknya bertentangan dengan sebuah pernyataan bersama dengan PM Pakistan Yusuf Raza Gilani dimana kedua pemimpin tersebut mengatakan bahwa tindakan terhadap terorisme "tidak boleh dikaitkan" dengan proses dialog tersebut.

Dalam pernyataannya kepada media India, Singh mengatakan, "Harus ada upaya-upaya jujur serius untuk menjembatani kesenjangan yang memisahkan kedua negara itu."

Pada Agustus, Pakistan menjamin kepada India mengenai kerja sama penuh mereka dalam mencegah aksi teror baru setelah peringatan dari Singh bahwa militan di Pakistan sedang merencanakan serangan-serangan baru.

Perdana Menteri Pakistan itu juga berjanji melakukan segala sesuatu untuk membawa mereka yang bertanggung jawab atas serangan Mumbai ke pengadilan.

Pakistan telah menangkap beberapa orang yang dituduh terlibat dalam serangan itu, termasuk tersangka dalang Zakiduddin Lakhvi.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009