Timika (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Mimika, Provinsi Papua pada Senin siang ini akan menggelar rapat dengan berbagai pihak di wilayah itu untuk membahas penanganan bencana tanah longsor dan banjir bandang yang terjadi di sejumlah kampung di wilayah Aroanop, Distrik Tembagapura beberapa waktu lalu.

"Siang ini kami akan rapat khusus untuk membicarakan penanganan bencana di Aroanop. Kami akan undang Kapolres, Dandim, PT Freeport Indonesia, dan para tokoh masyarakat Aroanop untuk menindaklanjuti penyaluran bantuan ke sana," kata Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob di Timika, Senin.

Wabup John mengatakan sudah menerima laporan lengkap dari para tokoh, kepala-kepala kampung (kepala desa) dan Kepala Distrik Tembagapura tentang kerusakan yang ditimbulkan akibat bencana longsor dan banjir bandang di kawasan Aroanop.

Baca juga: Kadistrik Tembagapura: Tak ada korban jiwa longsor di Aroanop

Baca juga: Wabup Mimika: Delapan rumah dan sekolah di Aroanop tertimbun

Perumahan guru dan sekolah di Jagamin, kawasan Aroanop, Distrik Tembagapura. (ANTARA/HO/Distrik Tembagapura)

Beberapa fasilitas yang rusak di kawasan Aroanop antara lain tiga jembatan gantung yang menghubungkan antarkampung putus, beberapa jembatan gantung mengalami kerusakan dan harus segera diperbaiki dan sejumlah rumah tergerus arus banjir sehingga ditinggalkan pemiliknya lantaran khawatir terjadi bencana susulan.

"Ada delapan rumah di Jagamin dan Baluni yang sudah tidak bisa lagi ditinggal oleh penghuninya karena sudah tergerus arus banjir. Ada juga satu sekolah di Jagamin masih berdiri kokoh, tapi lantai sekolah sudah tergerus sehingga nyaris rubuh ke sungai," kata John.

Bencana tanah longsor dan banjir bandang juga membuat kebun-kebun milik masyarakat yang biasanya ditanami keladi dan sayur-mayur juga rusak akibat tertimbun tanah dan batu.

"Rata-rata masyarakat di sana berkebun di seberang sungai. Sekarang masyarakat tidak bisa pergi ke kebun karena akses jalan dan jembatan putus. Kebun-kebun masyarakat juga sudah rusak karena tertimbun material longsor, sebagian lagi tergerus ke sungai. Jadi, masyarakat di sana memang sangat menggantungkan bantuan sembako dari Timika," ujarnya.

Sejauh ini sudah lima kali penerbangan helikopter mengangkut bahan bantuan sembako dari Timika ke Aroanop.

Dari lima kali penerbangan helikopter mengangkut bantuan sembako itu, satu penerbangan ditanggung DPRD Mimika dan dua penerbangan ditanggung Pemkab Mimika. Sementara penerbangan lainnya ditanggung dengan biaya swadaya dari masyarakat Aroanop sendiri yang bermukim di Timika.

"Saya sudah koordinasi dengan masyarakat untuk distribusi logistik ke Baluni dan Jagamin. Hari Ahad (9/8), ada satu kali penerbangan helikopter mengangkut 650 kilogram bantuan sembako ke sana. Untuk distribusi bantuan ke Ainggogin, Anggigi dan Omponi akan dilakukan menggunakan penerbangan pesawat caravan dari Timika, Senin pagi ini, dengan total bantuan yang diangkut sebanyak 850 kilogram," ujar Wabup John.

Kebun milik masyarakat Aroanop tersapu material longsor dan banjir bandang. (ANTARA/HO/Distrik Tembagapura)

Menurut dia, bantuan sembako yang disalurkan ke Baluni dan Jagamin serta Ainggogin, Anggigi dan Omponi murni atas usaha dan swadaya masyarakat sendiri yang membuka posko pengumpulan bantuan di kawasan Jayanti, Distrik Kuala Kencana.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada tokoh-tokoh masyarakat Aroanop dan semua pihak yang sudah mengumpulkan bantuan dari berbagai pihak sehingga terkumpul bantuan sebanyak 5 ton dan juga uang untuk bisa menyewa pesawat. Droping bantuan ke Aroanop sejak Ahad (9/8) maupun yang akan dilakukan hari ini semuanya murni atas upaya masyarakat sendiri, termasuk biaya sewa pesawat dan pembelian sembako," ucap John.

Pemkab Mimika melalui BPBD juga telah menerima bantuan sembako dari PT Freeport Indonesia seberat 8 ton untuk disalurkan ke Aroanop dan sekitarnya.

Salah satu perkampungan di kawasan Jagamin dan Baluni, Aroanop, Distrik Tembagapura tidak bisa lagi dihuni penduduk akibat tergerus longsor dan banjir bandang. (ANTARA/HO/Distrik Tembagapura)

Kesulitan yang dihadapi saat ini, katanya, yaitu masalah pengangkutan bantuan ke Aroanop.

"Bantuan yang terkumpul memang cukup banyak, termasuk dari PT Freeport dimana sekarang ini masih disimpan di Posko BPBD Mimika. Yang menjadi persoalan kami sekarang yaitu sarana transportasi ke sana karena pengiriman bantuan ke Aroanop hanya bisa dilakukan melalui pesawat udara," ujarnya.*

Baca juga: Dandim Mimika sebut personel TNI bantu atasi longsor di Tembagapura

Baca juga: Hindari longsor susulan, warga Aroanop Tembagapura mengungsi ke gunung

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020