Kopenhagen (ANTARA News) - Indonesia menginginkan empat hal dalam isu kelautan yaitu visi bersama, adaptasi, alih teknologi dan peningkatan kapasitas masuk dam keputusan KTT ke-15 (COP) Perubahan Iklim di Kopenhagen, Denmark.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad dalam acara Hari Kelautan (The Oceans Day) yang diselenggarakan di Kantor Badan Lingkungan Eropa (EEA/European Environment Agency) di Kopenhagen, Senin.
"Ada empat point yang ingin kita paksakan launtuk masuk dalam keputusan COP -15 yaitu visi bersama, adaptasi, alih teknologi dan peningkatan kapasitas. Khusus untuk alih teknologi, saya telah bicara dengan Pangeran Albert II dari Monaco," katanya.
Indonesia bekerjasama dengan EEA mengadakan Hari Kelautan yang merupakan acara tambahan COP-15 dengan pembicara kunci Pangeran Monaco Pangeran Albert II, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad.
Acara yang bertema "The Importance of Oceans, Coasts, and Small Island Developing States in the Climate Regime" dibuka dengan pengantar dari Direktur Eksekutif European Environment Agency Prof Jacqueline McGlade, Co-Chair dan Kepala Sekretariat Global Forum on Oceans, Coasts, and Islands Universitas Delaware Dr Biliana Cicin-Sain, dan Sekretaris Negara Departemen Lingkungan Inggris Hon Hilary Benn MP.
Acara tersebut dihadiri oleh 150 peserta dari 39 negara serta para pakar, pengambil kebijakan dan pengamat kelautan dari seluruh dunia.
Pada pidato pembukaannya, Fadel Muhammad mengatakan bahwa isu laut telah menjadi arus utama perubahan iklim global sejak Deklarasi Manado pada Konferensi Kelautan Dunia, Mei 2009.
Permasalahan yang terjadi di laut secara global yaitu naiknya permukaan air laut, pemutihan terumbu karang dan pengasaman laut akibat pemanasan global.
"Saya mengajak seluruh mitra kelautan di dunia untuk bersama-sama menyelamatkan laut dan juga menyelamatkan masyarakat dan komunitas yang tinggal di wilayah pesisir, pulau-pulau dan kepulauan," kata Fadel.
Dia juga menyampaikan informasi tentang Sekretariat Regional Inisiatif Segitiga Terumbu Karang (CTI) yang telah ditetapkan akan berlokasi di Manado sebagai kelanjutan Konferensi Kelautan Dunia di Manado.
Sedangkan Pangeran Albert II dari Monaco dalam pidatonya mengatakan laut merupakan salah satu elemen global kehidupan.
Dalam kesempatan tersebut Pangeran Albert mengemukakan berbagai permasalahan yang dialamilaut secara global antara lain proses pengasaman laut yang membuat terumbu karang mati dan penangkapan ikan secara berlebih.
Pada sesi pagi sampai malam hari, para pakar kelautan dari berbagai negara akan menyampaikan makalahnya, antara lain Sesmenko Kesra Prof Indroyono Soesilo, yang berbicara mengenai hasil dari WOC dan CTI di Manado dan konteksnya pada perubahan iklim.
Sementara Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan, DKP, Dr. Gellwynn Jusuf, akan memoderatori Panel 6 (Perspectives from World Leaders and Reception) yang mengakhiri sesi malam dengan memperkenalkan beberapa badan-badan internasional sektor lingkungan yang dinilai akan memberikan dampak signifikan pada pengelolaan upaya penurunan emisi karbon di atmosfer, antara lain dari UNEP, Bank Dunia, Uni Eropa dan Amerika Serikat.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009