Medan (ANTARA News) - Imbauan Wakil Presiden Boediono agar para pejabat negara membuka akses informasi seluas-luasnya kepada wartawan Perum LKBN ANTARA layak diapresiasi, karena dapat menjadi sarana memublikasikan kinerja dan program pemerintah.

"Selain itu, keterbukaan tersebut juga akan memberi pengaruh positif bagi kedua belah pihak, pemerintah dan ANTARA," kata pengamat sosial politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Drs Tasrif Syam, MSi di Medan, Senin.

Ia mengatakan, berbagai pihak telah menyadari Perum LKBN ANTARA adalah salah satu alat pemerintah untuk menyosialiasaikan programnya, sekaligus memberikan pencerahan dan mencerdaskan masyarakat.

Dengan keberadaannya itu, sangat layak instansi yang bergerak dalam pelayanan terhadap masyarakat membuka informasi seluas-luasnya kepada rakyat melalui pemberitaan Perum LKBN ANTARA.

Dengan cara itu, masyarakat bisa mendapatkan informasi seluas-luasnya dari pemerintah, termasuk program dan kegiatan yang akan dan telah dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Keterbukaan itu juga akan membawa dampak yang baik, karena instansi pemerintah bisa mendapatkan masukan dari Perum LKBN ANTARA baik tentang tanggapan maupun kondisi masyarakat.

Meski berstatus sebagai elemen pemerintah, tetapi Perum LKBN ANTARA diyakini tetap memiliki nilai-nilai idealisme selaku lembaga pers yang berfungsi sebagai kontrol dalam penyelenggaraan negara.

"Keterbukaan instansi pemerintah dan ANTARA bisa mengkristalkan idealisme tersebut," katanya.

Sebelumnya, saat menghadiri HUT ke-72 Perum LKBN ANTARA di Jakarta, Wapres Boediono memerintahkan para pejabat negara memberikan akses yang baik kepada wartawan-wartawan Perum LKBN ANTARA, terutama jika ingin menyampaikan informasi yang penting untuk masyarakat.

Wapres juga menyoroti perlunya sinergi antara unit-unit bidang media yang dimiliki negara seperti RRI, TVRI dan Perum LKBN ANTARA.

Wapres mengharapkan ketiga unit tersebut bisa melakukan sinergi yang baik untuk mendukung visi dan misi negara.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009