Sana`a (ANTARA News/AFP) - Sedikitnya 70 orang tewas dalam serangan udara Arab Saudi di sebuah desa Yaman, dekat perbatasan dengan Arab Saudi, Ahad, demikian tuduhan gerilyawan Al-Huthi, dan menyatakan serangan itu sebagai "pembunuhan besar-besaran".

Seorang jurubicara militer Yaman, Askar Zuail, memastikan serangan di wilayah itu tapi mengatakan serangan tersebut dilakukan oleh pesawat Yaman dan ditujukan ke posisi gerilyawan dan bukan warga sipil.

Pernyataan gerilyawan di situs Internet mengatakan serangan itu dilakukan Ahad pagi terhadap desa Bani Maan di daerah Razeh di provinsi Saada utara, kubu pertahanan gerilyawan yang bergunung-gunung.

"Pesawat Arab Saudi telah `melakukan pembunuhan besar-besaran` ... terhadap warga Bani Maan, yang tak bersalah," kata pernyataan gerilyawan.

Menurut perhitungan awal, tambah pernyataan itu, serangan tersebut menewaskan sedikitnya 70 orang dan melukai lebih dari 100 orang.

Pernyataan itu menambahkan bahwa pesawat-pesawat Arab Saudi telah melakukan "lebih dari 50 serangan" pada hari Ahad.

Zuail memastikan serangan udara mematikan Ahad itu, tapi memberikan sedikit perincian lain.

"Bani Maan adalah salah satu markas pertahanan gerilyawan yang sangat diperkuat pertahanannya. Hari ini pesawat Yaman melancarkan sejumlah serangan udara (di wilayah itu), yang menewaskan banyak anggota Al-Huthi," kata Zuail kepada AFP.

Tidak ada tanggapan segera oleh pemerintah Arab Saudi terhadap pernyataan gerilyawan itu.

Sementara itu seorang pejabat setempat, Sheikh Arfef bin Hadhban, mengatakan bahwa lima pemimpin gerilyawan telah menyerah kepada pemerintah setelah berusaha tapi gagal melintasi perbatasan Arab Saudi.

Pasukan pemerintah Yaman telah melancarkan serangan besar-besaran terhadap gerilyawan Syiah tersebut pada 11 Agustus dalam upaya mengakhiri aksi perlawanan yang sudah berlangsung lima tahun, sehingga mendesak mereka ke arah perbatasan dengan Arab Saudi.

Pasukan Riyadh memerangi gerilyawan itu sejak 3 November, setelah sekelompok anggota Al-Huthi membunuh seorang penjaga perbatasan Arab Saudi dan menduduki dua desa kecil Kerajaan Minyak di Jazirah Arab tersebut.

Di front politik, pemerintah di Sanaa, Ahad, meminta dialog nasional untuk diadakan pada 26 Desember seperti yang diusulkan oleh Presiden Ali Abdullah Saleh, guna membahas kekacauan separatis di Yaman selatan dan ancaman dari al Qaida.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009