Kepala Disnaker Bintan Indra Hidayat, di Bintan, Minggu, mengatakan, tenaga kerja asing itu sudah menjalani swab sebanyak dua kali di China, kemudian diperiksa dengan rapid tes ketika tiba di Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang pada Sabtu (8/7).
Mereka kemudian diambil swab oleh tim tenaga kesehatan di lokasi perusahaan sambil menjalani karantina mandiri selama 14 hari.
"Jadi tempat tinggal mereka di lokasi perusahaan. Mereka diambil swab untuk diperiksa dengan metode PCR, kemudian menjalani karantina mandiri selama 14 hari," ujarnya.
Selain 324 orang tenaga kerja asal China tersebut, kata dia, sebanyak 27 orang tenaga asal Indonesia yang difasilitasi PT BAI untuk dilatih selama 14 bulan di China juga mendapatkan perlakuan yang sama. Sebanyak 27 orang tenaga kerja asal berbagai daerah di Indonesia berangkat bersama tenaga kerja asal China tersebut.
"Sebanyak 27 orang tenaga kerja kita yang pulang dari China itu sudah menjadi tenaga kerja ahli, yang kembali lagi bekerja di PT BAI," katanya.
Sebelumnya Direktur Utama PT Bintan Alumina Indonesia (BAI), Santoni menjamin seluruh tenaga kerja asal China tidak tertular COVID-19.
"Mereka sudah dites usap (swab) sebanyak dua kali, hasilnya negatif," kata Santoni.
Ia mengatakan tenaga kerja asal berbagai daerah di Indonesia yang sudah dilatih di China sebanyak 80 orang. Sebagian dari mereka sudah tiba di Bintan, dan sebagian lagi masih di Jakarta.
Seluruh tenaga kerja asing maupun lokal yang tiba di Indonesia mengenakan alat pelindung diri. Mereka juga takut tertular COVID-19.
Mereka juga akan melaksanakan protokol kesehatan yakni karantina mandiri di tempat tinggal yang disediakan perusahaan di lokasi proyek.
"Mereka karantina mandiri selama 14 hari. Setelah itu baru bekerja," ucapnya.
Baca juga: Demo tolak 500 TKA, akses menuju Bandara Haluoleo macet
Baca juga: Ketua MPR: Kaji ulang datangkan 500 TKA asal China
Baca juga: 10 TKA asal China dipulangkan saat hendak masuk Morowali Utara
Baca juga: Tak miliki dokumen, 29 TKA asal China diberangkatkan ke Jakarta
Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2020