Ciawi, Bogor (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta dukungan semua pihak untuk dapat menjalankan amanah dengan baik sebagai kepala negara.
Hal itu dikemukakan oleh Presiden Yudhoyono dalam sambutan pada acara silaturahmi dengan Majelis Dzikir Nurussalam di Padepokan H. Harris Thahir Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
"Dengan ridho Allah saya mendapatkan mandat dan amanah untuk memimpin negeri ini lima tahun mendatang...,saya berharap marilah kita jalankan bersama-sama dan tidak harus selalu diganggu dengan berbagai tindakan yang tentu saja akan mempengaruhi pelaksanaan tugas bagi seseorang yang sedang mengemban amanah," katanya.
Menurut Presiden, Majelis Dzikir Nurussalam telah mendampinginya dalam periode pertama pemerintahannya, tidak lupa memberi kritik apabila salah serta mendukung apabila benar demi kemajuan rakyat, bangsa dan negara.
"OIeh karena itu mari kita bersatu membangun negeri dengan akhlak mulia...Mari kita ajak saudara-saudara kita bersatu membangun negeri, berbuat untuk rakyat," katanya.
Yang dimaksud Kepala Negara sebagai akhlak yang mulia adalah perilaku menghindarkan fitnah serta menebarkan benih-benih kebaikan di antara anak bangsa dan bersatu membangun negeri.
"Jangan main-main dengan fitnah, kebohongan dan berita dusta...karena luar biasa azab yang akan diterimakan kepada mereka kecuali mereka bertobat," katanya.
Melalui forum itu, Presiden juga menyeru semua pihak untuk menjalani kehidupan tanpa kekerasan yang jauh dari akhlak dan tata krama.
"Berpolitik pun tidak boleh menjalankan politik kekerasan, kotor, yang tidak bersih ... bukan politik yang mulia. Politik Islami yang ingin sama-sama kita tegakkan," katanya.
Lebih lanjut Kepala Negara mengakui jika masih banyak hal yang belum baik dan belum mencerminkan keadilan namun dalam lima tahun pemerintahannya menurut Presiden, Indonesia telah mencapai banyak hal.
"Banyak yang telah kita capai, tapi banyak pula yang belum, masih banyak kekurangan, hal-hal yang harus diperbaiki," ujarnya.
Menurut Presiden, semua pihak harus berkontribusi dalam upaya perbaikan itu dengan cara-cara yang baik dan tepat.
"Jangan menggunakan cara-cara yang tidak baik karena kalau digunakan cara-cara yang tidak baik hampir pasti yang tadi belum bisa diatasi namun akan muncul persoalan yang lain," katanya.
Turut mendampingi Kepala Negara antara lain Ketua Majelis Dzikir SBY Nurussalam Harris Thahir, Menteri Agama Suryadharma Ali, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Menteri ESDM Darwin S Saleh, Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar, Menteri Negara Koperasi dan UKM Syarief Hassan, Mendiknas M Nuh dan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009