Ciawi, Bogor,(ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Negara bersilaturahmi dengan keluarga besar Majelis Dzikir Nurussalam dalam rangka menyambut tahun baru Islam 1431 H di Padepokan H Harris Thahir, Jalan Raya Sukabumi, Rancamaya, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu sore.
Acara yang dihadiri sedikitnya 1.000 anggota Majelis Dzikir Nurussalam itu bertema "Hindarkan fitnah, tebarkan benih-benih kebaikan di antara anak bangsa. Mari kita bersatu membangun negeri dengan akhlak mulia".
Presiden Yudhoyono yang sore itu mengenakan kemeja koko berwarna putih dengan didampingi oleh putra bungsunya Edhie Baskoro, langsung melaksanakan salat Tahyatul Masjid begitu memasuki masjid.
Acara yang berlangsung lebih kurang dua jam itu diawali dengan pembacaan Qisoh Maulid dan siraman rohani oleh KH M Hidayat. Dalam siraman rohaninya Hidayat mengatakan bahwa orang-orang yang mudah memfitnah tidak akan bisa mencium bau surga. Ia menegaskan bahwa mencari kebenaran tidak perlu dilakukan melalui fitnah.
Ia kemudian mengatakan tiga hal yang harus dilakukan seseorang jika ingin dosa fitnahnya diampuni.
"Pertama, yang memfitnah harus datang ke kerumunan orang tempat ia menyebarkan fitnah dan memberikan klarifikasi. Kedua, orang yang memfitnah harus datang kepada korban yang difitnah dan meminta maaf. Ketiga, bertobat kepada Allah dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan fitnah. Memfitnah itu artinya sama seperti memakan daging saudara sendiri," katanya.
Sementara itu Presiden Yudhoyono selaku Ketua Dewan Pembina Mejelis Dzikir Nurussalam, membuka sambutannya dengan menceritakan sejarah singkat pembentukan Majelis Dzikir Nurussalam di Cikeas pada tahun 2004, serta makna nama dari Nurussalam.
"Lima tahun sejak berdirinya Majelis Dzikir telah menjalankan ibadah dan peran yang baik untuk mengajak umat berdzikir, membimbing umat menuju jalan yang benar, dan yang terus mendampingi saya selaku kepala negara di dalam memimpin bangsa dan negara, membangun hari esok yang lebih baik," katanya.
Pada kesempatan itu Presiden juga mengajak seluruh anggota Majelis Dzikir untuk menghindarkan fitnah, melainkan harus terus mampu menebar benih-benih kebaikan di antara anak bangsa dan bersatu membangun negeri dengan akhlak mulia.
"Saya setuju, jangan main-main dengan fitnah, kebohongan dan berita dusta...karena luar biasa azab yang akan diterimakan kepada mereka kecuali mereka bertobat," katanya.
Melalui forum itu, Presiden juga menyeru semua pihak untuk menjalani kehidupan tanpa kekerasan yang jauh dari akhlak dan tata krama.
"Berpolitik pun tidak boleh menjalankan politik kekerasan, kotor, yang tidak bersih ... bukan politik yang mulia. Politik Islami yang ingin sama-sama kita tegakkan," katanya.
Turut mendampingi Kepala Negara antara lain Ketua Majelis Dzikir SBY Nurussalam Harris Thahir, Menteri Agama Suryadharma Ali, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Menteri ESDM Darwin S Saleh, Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar, Menteri Negara Koperasi dan UKM Syarief Hassan, Mendiknas M Nuh dan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009