Bangkok (ANTARA News/AFP) - Pemerintah Thailand telah menangkap lima orang karena membuat dan menyelundupkan lebih dari 300 paspor Uni Eropa (UE) palsu dan dokumen resmi Eropa lainnya, kata beberapa pejabat, Sabtu.
Mereka mengatakan polisi telah menyita dari kelompok itu lebih dari 300 paspor palsu, yang dibuat di Thailand tapi dibuat tampak seperti dokumen resmi dari 14 negara UE termasuk Inggris, Prancis dan Belgia.
Departemen Penyelidikan Khusus (DSI) menjelaskan para tersangka itu, semuanya ditangkap sejak 21 Agustus, adalah pria Pakistan berusia 32 tahun Azad Said Giyani dan lelaki Sri Lanka berusia 35 tahun, yang dikenal menjadi pemberontak separatis Macan Tamil.
Seorang wanita Thaland berusia 42 tahun ditangkap karena membantu mereka.
Seorang pria berusia 38 tahun dari etnik minoritas Rohingya Myanmar ditangkap karena dicurigai membuat paspor-paspor itu dan seorang wanita Thailand berusia 28 tahun juga ditahan karena membantu mereka.
Dalam sebuah pernyataan DSI mengatakan pemerintah Thailand juga telah menangkap seorang warga Inggris, Ahoor Rambarak Fathi, di Bandara Suvarnabhumi Bangkok pada 27 September tahun ini, dengan membawa 104 paspor asli curian.
Fathi, yang melakukan perjalanan dengan dokumen Swedia palsu, memiliki paspor dari Inggris, Spanyol, Prancis, Swedia dan Rusia, yang diselundupkan ke Thailand.
"Ia (Fathi) mengakui telah memperdagangkan sejumlah paspor yang dicuri ke Thailand lebih dari 20 kali," kata pernyataan itu.
DSI menyatakan Thailand dikenal sebagai pusat perdagangan gelap paspor palsu dan paspor curian. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009