New York (ANTARA News) - Harga minyak merosot untuk kedelapan sesi berturut-turut di New York pada Jumat, di bawah tekanan dari kekhawatiran permintaan AS dan penguatan dolar.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Januari, turun 67 sen menjadi ditutup pada 69,87 dolar per barel.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari turun dua sen menjadi menetap di 71,88 dolar per barel.

Kontrak New York telah jatuh selama sebulan ini, merosot hampir 11 persen dari nilainya dalam delapan sesi dan ditutup di bawah 70 dolar untuk pertama kalinya sejak 7 Oktober.

Di pasar minyak berjangka, sudah lemah pada pembukaan meskipun laporan ekonomi di Amerika Serikat lebih baik dari perkiraan.

Minyak mentah di New York turun menjadi 69,46 dolar per barel sekitar 1620 GMT, karena dolar melesat naik ke tertinggi dua tahun terhadap euro, dengan mata uang tunggal Eropa dikutip kurang dari 1,46 dolar.

"Sangat lemah permintaan AS, peningkatan produksi di Saudi dan faktor moneter berkumpul untuk membawa minyak melemah tidak proporsional," kata Ellis Eckland, analis independen.

Data ekonomi AS kuat yang dirilis Jumat pada penjualan eceran dan keyakinan konsumen membebani minyak oleh terpicunya kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan.

Antisipasi kenaikan suku bunga yang lebih tinggi mendorong dolar karena investor mencari hasil yang lebih baik, membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.

Kuatnya tekanan dolar di pasar jauh lebih besar daripada berita bahwa produksi industri China terangkat 19,2 persen pada November dari setahun lalu.

Ekonomi China yang lapar energi besar diperkirakan akan mendorong pemulihan global dari resesi. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009