Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS) menandatangani program `Peace Corp` yang akan dilaksanakan di Indonesia, dalam pertemuan di Jakarta, Jumat,
Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Menteri Urusan Politik AS, William J Burns dan Deputi untuk Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Sutedjo.
Program `Peace Corp` tersebut diselenggarakan untuk mempererat hubungan Indonesia-AS hingga level akar rumput, yang akan bergerak di bidang pendidikan. AS akan mengirimkan sejumlah guru bahasa Inggrisnya ke beberapa sekolah dan universitas di Indonesia.
Pertemuan konsultasi bilateral Indonesia-AS yang diselenggarakan di Jakarta ini diketuai oleh Direktur Jenderal Amerika Eropa Departemen Luar Negeri, Retno LP Marsudi, yang beranggotakan beberapa pejabat senior dari berbagai instansi terkait, seperti Departemen pertahanan, Departemen Luar Negeri, Kepolisian RI, TNI, Departemen Kesehatan, Bappenas dan Badan Narkotika Nasional.
"Diharapkan dengan adanya program ini dapat meningkatkan hubungan Indonesai tidak hanya antar pemerintah saja tetapi juga antara masyarakat, dan bisa menjangkau kalangan tingkat akar rumput," ujar Direktur Jenderal Amerika Eropa Departemen Luar negeri, Retno LP Marsudi
Sedangkan delegasi AS diketuai oleh William J Burns yang beranggotakan Atase pertahanan AS serta para pejabat dari Kedutaan Besar AS di Jakarta.
Kesepakatan penandatanganan program ini berdasarkan atas kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton ke Indonesia pada Februari 2009 yang menyampaikan keinginan AS untuk memulai kembali program `Peace Corp` di Indonesia.
Program `Peace Corp` sendiri merupakan program yang dibentuk pada 1961 oleh Presiden Kennedy yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian dan persahabatan dunia. Sebelumnya program serupa pernah dilaksanakan di Indonesia pada 1963-1965.
Pemerintah Indonesia mengharapakan agar program Peace Corp yang baru tersebut dapat menekankan unsur `people to people contact` (hubungan antar masyarakat), dengan prioritas bidang pendidikan, antara lain melalui pertukaran pemuda dan pelajar (pertukaran dua arah). (*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009