Saya harus lebih memikirkan tentang hubungan manusia dengan bumi
Jakarta (ANTARA) - Rumah mode Louis Vuitton menggelar pagelaran busana secara "normal" dengan banyak penonton, yang sebagian besar tidak mengenakan masker, di sebuah dermaga kapal di Shanghai, China pada Kamis (6/8) sore waktu setempat.
Pagelaran busana ini hanya dihadiri oleh tamu-tamu lokal, dan puluhan koleksi busana yang hanya dipamerkan oleh model lokal. Bahkan, Direktur Kreatif Louis Vuitton Virgil Abloh, tetap berada di rumahnya di Amerika Serikat. Tidak ada satu pun petinggi atau perwakilan dari kantor pusat Louis Vuitton yang hadir dalam peragaan busana itu.
Baca juga: Erykah Badu kenakan pakaian hazmat Louis Vuitton
Dalam sebuah wawancara dengan Vogue, dikutip Jumat, Abloh mengatakan pihaknya hanya mengirim puluhan koleksi pakaian khusus pria itu ke China.
"Tiga atau empat minggu yang lalu, Ibrahim Kamara (penata gaya untuk Louis Vuitton) dan saya menata dan mengemas seluruh koleksi ini di Paris dan mengirimkannya ke Shanghai, seperti yang Anda lihat sekarang,” kata Abloh.
Pagelaran busana ini dibuka dengan parade puluhan laki-laki yang mengenakan masker wajah dan overall berwarna biru. Mereka juga mengenakan ikat kepala dengan warna senada, dan membawa balon berbentuk awan tinggi dan burung camar.
Baca juga: Louis Vuitton kembali buka bengkel produksinya untuk jahit masker
Para model kemudian keluar dari kontainer besar berwarna merah, seperti paket yang baru saja tiba dari Paris dan dibuka di dermaga Shanghai.
Laman WWD melaporkan bahwa sejumlah busana dalam koleksi itu merupakan bahan-bahan daur ulang dari koleksi di musim-musim sebelumnya.
"Saya harus lebih memikirkan tentang hubungan manusia dengan bumi. Saya melihat ada begitu banyak tempat dalam mode. Saya katakan kepada para konsumen bahwa nilai koleksi ini tidak akan menurun dari waktu ke waktu," ujar Abloh.
Lebih jauh mengenai koleksi ini, Abloh mendapatkan inspirasi dari perpaduan musik ska Jamaika dan musik multiras Inggris dari tahun 70-an dan 80-an. Inspirasi itu dia tuangkan dalam motif kotak-kotak hitam-putih psikedelik, jas berbentuk kotak dan sepatu slip-on.
Ada kaus bergaris warna hijau, kuning, dan merah, warna khas dari bendera Rastafarian, dengan jahitan bahu yang lebar menyerupai busana ala Afrika.
"Saya berpikir, saya orang Ghana — bagaimana Anda membuat setelan Afrika," tambah Abloh.
Di tengah-tengah pagelaran busana, sebuah layar muncul dari sisi panggung, dan menampilkan video penyanyi kulit hitam Lauryn Hill.
Pada akhir video itu, Abloh muncul dan mengatakan bahwa video tersebut merupakan hasil kolaborasi dengan Yayasan MLH, yang bertujuan untuk memberi manfaat bagi bisnis kaum kulit hitam yang terpengaruh oleh COVID-19 dan kesulitan lainnya.
Baca juga: Mengulik "batik" di koleksi Dior dan Louis Vuitton
Baca juga: Louis Vuitton pilih jalanan Shanghai untuk luncurkan koleksi terbaru
Baca juga: Akuisisi Tiffany & Co, LVMH tidak minta negosiasi ulang
Penerjemah: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020