Solo (ANTARA) - Putra Sulung Presiden Joko Widodo (Jokowoi), Gibran Rakabuming Raka kembali melakukan blusukan kegiatan kemanusian dengan membagikan 120 paket sembako kepada masyarakat di RT 4 RW 17 Ngipang Kadipiro Kecamatan Banjarsari Solo, Jateng, Jumat.
Gibran yang mencalonkan diri Wali Kota Surakarta bersama pasangannya Teguh Prakosa pada Pilkada 2020 datang ke kampung-kampung meneruskan aksi kemanusiaan menemui warga Ngipang Kadipiro pada masa adaptasi kebiasaan baru pandemi COVID-19.
Bahkan, Gibran yang datang langsung menyapa warga di Kadipiro sudah disiplin dengan mengenakan masker dan dudu di kursi dengan jaga jarak untuk menerapkan protokol kesehatan.
Baca juga: Megawati terima Gibran dan FX Hadi Rudyatmo di kediamannya
Gibran sempat melakukan dialog dengan warga setempat sebelum putra sulung Presiden Jokowi itu, menyerahkan paket sembako kepada ketua RW Sukasno untuk dilanjutkan ke warganya yang belum menerima bantuan sembako dari pemerintah.
Menurut Ketua RW Sukasno pihaknya atas nama warga RW 17 mengucapkan terima kasih kepada mas Gibran yang sudah silaturahmi ke kampung Ngipang.
"120 paket sembako dari mas Gibran akan diberikan kepada warga yang terdampak pandemi COVID-19, dan belum mendapatkan bantuan dari pemerintah," kata Sukasno.
Gibran dalam kesempatan bertemu dengan warga setempat juga memberikan buku tulis dan susu kepada anak-anak yang tinggal di sekitar perkampungan. Gibran juga sempat membesuk salah satu warga yang sedang menderita stroke dan diabetes, Suparjo (60) di kampung sama.
"Saya berharap bantuan paket sembako ini, bisa meringankan warga masyarakat yang terdampak COVID-19," kata Gibran.
Baca juga: Gerindra resmi usung Gibran-Teguh pada Pilkada Surakarta 2020
Bahkan, Ketua RT Mugiman meminta Gibran untuk meninjau kondisi Sungai Pleret di kampung Ngipang yang membutuhkan perhatian lantaran dampak limbah plastik, kotoran babi, tekstil hingga limbah dari pabrik tahu dan tempe.
Menurut Mugiman sungai Pleret sudah lima tahun kondisi tetap seperti ini. Warga setempat merasakan tidak nyaman dengan baunya. Masalah ini, sudah sampai ke Provinsi, tetapi hingga sekarang belum selesai.
Gibran kemudian meminta tim untuk mendokumentasikan keadaan sungai dan menjadikannya sebagai catatan tersendiri. Sungai yang bau ini, mau dikoordinasikan dengan Pemerintah Provinsi Jateng.
Baca juga: Tanggapan Gibran soal tuduhan politik dinasti
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020