Rp600 ribu ini bisa sebagai insentif maupun sebagai stimulus untuk kembali menggerakkan ekonomi, sehingga orang bisa punya uang untuk dibelanjakan

Jakarta (ANTARA) - Pengamat ekonomi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Retno Tanding menilai kebijakan pemberian bantuan sosial kepada pekerja dengan gaji di bawah Rp5 juta per bulan bisa menggerakkan kembali roda perekonomian.

"Rp600 ribu ini bisa sebagai insentif maupun sebagai stimulus untuk kembali menggerakkan ekonomi, sehingga orang bisa punya uang untuk dibelanjakan," ujar Retno dalam pernyataan di Jakarta, Jumat.

Retno menambahkan kebijakan ini bisa memberikan stimulus yang dapat menyebabkan terjadinya trickle-down effect hingga individu di lapisan terbawah.

Dengan demikian, menurut dia, insentif yang dapat memperkuat daya beli itu bisa melahirkan kegiatan ekonomi yang bermanfaat bagi masyarakat kurang mampu.

"Program itu sebenarnya ingin mendorong orang untuk membeli, karena ekonomi akan berjalan ketika orang itu berbelanja," kata Retno.

Selain itu, wacana pemberian bantuan sebanyak Rp600 ribu selama empat bulan kepada pekerja dengan gaji di bawah Rp5 juta per bulan juga dapat mempercepat realisasi anggaran dana sosial.

Hingga saat ini, konsumsi pemerintah belum memberikan dampak kepada perekonomian setelah masih mengalami kontraksi minus 5,32 persen pada triwulan II-2020.

Oleh karena itu, Retno menyakini berbagai upaya stimulus melalui belanja pemerintah itu bisa menyiasati ancaman terjadinya kontraksi ekonomi pada triwulan selanjutnya.

"Penyerapan anggaran yang bagus itu imbasnya pada ekonomi juga," katanya.


Baca juga: Wapres: LKMS akan mendapatkan bansos produktif

Baca juga: Ketua MPR ingatkan petahana tutup kemungkinan politisasi bansos

Baca juga: Anggota DPR soroti wacana bansos bulanan bagi pegawai

Baca juga: Pemerintah kebut bansos tambahan dampak COVID-19

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020