Bengkulu (ANTARA News) - Aliansi Konservasi Alam Raya (AKAR) Network, gabungan sembilan lembaga lingkungan hidup yang fokus terhadap kelestarian Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) menetapkan sembilan ancaman utama terhadap kelestarian kawasan konservasi itu.

Sembilan ancaman terhadap kawasan yang meliputi empat provinsi yakni, Jambi, Bengkulu, Sumatra Barat dan Sumatra Selatan seluas 1,3 juta hektare (ha) itu antara lain perambahan, dan perluasan perkebunan yang berbatasan dengan kawasan dan desa yang berada di dalam TNKS.

"Selain itu ada juga rencana pembangunan jalan yang melintasi kawasan TNKS, pertambangan liar, penebangan liar, perburuan satwa dilindungi, penyusunan tata ruang dan lemahnya penegakan hukum," kata Koordinator AKAR Network, Hermanadi, di Bengkulu, Jumat.

Ancaman tersebut menjadi fokus pihaknya dalam melakukan advokasi dan aktivitas penyelamatan kawasan yang telah ditetapkan sebagai salah satu warisan dunia itu.

Untuk mengatasi dan menanggulangi ancaman tersebut, sembilan lembaga AKAR Network yang berasal dari empat provinsi yang mencakup wilayah TNKS telah menyusun rencana aksi.

"Sembilan lembaga anggota berasal dari empat provinsi yang memiliki wilayah TNKS jadi penanggulangan ancaman bisa dilakukan secara bersamaan," katanya.

Sembilan lembaga tersebut yakni Perak, Lembaga Tumbuh Alami dan Lahar dan Lembaga Tiga Beradik dari Provinsi Jambi, lembaga Kanopi, Genesis dan Walhi Bengkulu dari Provinsi Bengkulu, lembaga Institution Conservation Society (ICS) dari Provinsi Sumatra Barat dan Organisasi Pemuda Langit Biru (OPLB) dari Provinsi Sumatra Selatan.

Rencana aksi yang telah disepakati dalam pertemuan AKAR Network di Sungai Penuh Kabupaten Kerinci, Jambi, antara lain identifikasi dan pengumpulan data kondisi terkini TNKS, melakukan advokasi, lobi dan kampanye tentang kondisi kawasan.

Seluruh lembaga anggota juga akan melakukan kajian dan mendorong penegakan hukum serta melakukan patroli kolaborasi dengan polisi kehutanan Balai Besar TNKS.

"Kami sudah mengikat kerjasama dengan pihak balai besar dan membuat rencana program dalam tiga tahun ke depan sesuai dengan jangka waktu kerjasama," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009