Kupang,(ANTARA News) - Hasil uji laboratorium afiliasi departemen kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 38,15 persen wilayah perairan Indonesia di Laut Timor tercemar minyak mentah.
"Sumber minyak mentah itu berasal dari sumur minyak Montara di Blok Atlas Barat Laut Timor yang meledak pada 20 Agustus 2009," kata pemerhati Laut Timor Ferdi Tanoni di Kupang, Kamis, setelah menerima hasil uji laboratorium afiliasi dari Drs Sunardi MSi, Direktur Laboratorium Afiliasi Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Indonesia.
Tanoni yang juga Ketua Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) ini mengatakan, hasil uji laboratorium tersebuti baru diketahui pada 2 Desember 2009 lalu setelah mengambil sejumlah sampel minyak mentah yang berasal dari sumur minyak Montara di wilayah perairan Laut Timor dari nelayan Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 6 Oktober 2009.
"Laboratorium tersebut menggunakan metode gravimetry, dan hasilnya menunjukkan bahwa tingkat pencemaran minyak yang ditemukan di perairan Indonesia itu mencapai sekitar 38,15 persen," katanya.
Tanoni yang juga mantan agen imigrasi Kedutaan Besar Australia itu mengatakan, "Sekarang tak ada lagi yang harus ditutup-tutupi soal pencemaran minyak di Laut Timor yang bersumber dari ladang minyak Montara".
"Semuanya sudah jelas," kata Tanoni dan menegaskan, Direktur Jenderal Perhuhungan Laut Departemen Perhubungan selaku Ketua Pelaksana Tim Nasional Penanggulangan Pencemaran Laut Timor yang terbentuk tiga minggu lalu, maupun oleh Pemerintah Federal Australia, tak perlu lagi menyangkal soal pencemaran minyak di Laut Timor.
Ia menambahkan, tim nasional itu sampai sejauh ini belum melakukan aksi nyata berkaitan dengan bencana tumpahan minyak Montara di Laut Timor yang diperkirakan mencapai sekitar 40 juta liter lebih minyak mentah.
"Tim seharusnya sudah bekerja untuk mengidentifikasi berbagai dampak dan kerugian yang telah dirasakan oleh masyarakat di pesisir selatan Pulau Timor bagian barat NTT, Rote Ndao dan Sabu. Tapi nyatanya belum juga berbuat apa-apa," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009