Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyatakan hingga saat ini ada 208 kandidat vaksin COVID-19 di berbagai tahapan yang sedang dikembangkan oleh berbagai negara.
"Yang terkini ada 139 kandidat vaksin masuk ke dalam tahap praklinis, 25 kandidat vaksin yang berproses di uji klinis tahap 1, ada 17 kandidat vaksin dengan uji klinis tahap 2 dan 7 yang berada pada uji klinis tahap 3 serta belum ada satupun di dunia yang sudah lulus uji," kata Wiku di kantor presiden Jakarta, Kamis.
Menurut dia, semua negara akan berusaha keras untuk bisa mendapatkan vaksin untuk melindungi masyarakatnya tidak terkecuali Indonesia.
"Indonesia juga melakukan hal itu baik mencari yang terbaik yang ada di dunia yang tercepat dan terefektif begitu juga mengembangkan vaksin yang ada di Indonesia," ujar Wiku.
Baca juga: Kebutuhan vaksin Corona dan urgensi kemandirian Indonesia
Baca juga: 800 orang sudah mendaftar jadi relawan uji klinis vaksin COVID-19
Sebelumnya diketahui BUMN Farmasi Bio Farma bekerja sama dengan perusahaan China Sinovac untuk memproduksi vaksin COVID-19 untuk Indonesia. Vaksin COVID-19 buatan Sinovac tersebut tiba di Indonesia pada 19 Juli 2020.
Vaksin Sinovac dan Bio Farma itu saat ini sedang dilakukan uji klinis tahap 3 oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
"Yang memasuki fase ketiga dalam uji klinisnya ada 7 kandidat vaksin, pertama adalah Sinovac, kedua adalah Wuhan Institute of Biological Product atau Sinopharm kemudian yang ketiga adalah Beijing Institute of Biological Products juga dari Sinopharm," ungkap Wiku.
Menurut Wiku, kedua institusi tersebut punya dua kandidat vaksin.
"Kemudian dari BioNTech atau Fosun Pharmaceutical dan FIZR, yang berikutnya lagi adalah University of Oxford bekerja sama dengan AstraZeneca, keenam adalah Moderna dengan NIAID dari Amerika dan yang terakhir adalah University Of Melbourne dan Murdoch Children Research Institute," ungkap Wiku.
Menurut Wiku, uji vaksin tahap ke-3 itu diberikan kepada ribuan orang untuk memastikan keamanannya termasuk efek samping yang jarang terjadi serta efektivitasnya.
"Semua pihak yang ada di dunia berusaha untuk mendapatkan vaksin yang aman dan efektif untuk COVID-19 termasuk Indonesia. kami tetap berusaha keras agar bisa mendapatkan vaksin ini dalam jumlah yang besar untuk bisa melindungi rakyat Indonesia," ucap Wiku.
Wiku mengutip WHO, mengakui bahwa vaksin merupakan solusi jangka panjang karena vaksin belum ditemukan apalagi proses menuju produksi yang masif.
"Jangan menunggu obat dan vaksin karena kita juga berpacu dengan waktu. Pencegahan atau upaya preventif adalah kunci yang paling utama dalam menekan jumlah kasus maupun kematian, mungkin kami agak mengubah pesannya yaitu tidak malas mencuci tangan dan pakaian sesampainya di rumah tidak mencopot atau melepaskan masker ketika berada di di luar rumah dan disiplin dalam menjaga jarak dan menjauhi kerumunan," ungkap Wiku.
Tim uji klinis vaksin saat ini juga mencari 1.620 orang relawan berusia 18-59 tahun untuk menguji vaksin tersebut.
Riset uji klinis vaksin COVID-19 Sinovac dijadwalkan berlangsung mulai 11 Agustus 2020 di enam lokasi di Kota Bandung, yakni Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Balai Kesehatan Unpad, Puskesmas Garuda, Puskesmas Sukapakir, Puskesmas Ciumbuleuit, dan Puskesmas Dago.
Koordinator uji klinis vaksin COVID-19 Kusnandi Rusmil sebelumnya sempat mengatakan Presiden Jokowi meminta agar uji klinis dapat dipercepat menjadi hanya 3 bulan saja tapi ia menolaknya.*
Baca juga: Tim Riset Vaksin COVID-19 Sinovac persilakan pejabat jadi relawan
Baca juga: Bio Farma simulasi uji klinis tahap ketiga vaksin COVID-19 hari ini
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020