Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VI DPR RI Marwan Jafar mengingatkan pentingnya memberdayakan produk domestik sebagai senjata dalam rangka menekan laju impor terutama di tengah masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini.
Marwan Jafar dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, menyatakan, pemberdayaan itu khususnya pada produk bahan pangan seperti beras, gula, kedelai, dan bawang putih.
"Semestinya sektor-sektor semisal pertanian, perikanan, perkebunan dan peternakan, sejumlah sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta ekonomi kreatif sebagai produsen komoditas konsumsi pangan sangat berpeluang mengganti beberapa komoditas impor yang bernilai dan bervolume besar serta amat menguras devisa negara," katanya.
Politisi Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu berpendapat, upaya fokus pada beragam sektor pangan itu dapat mendorong bergeraknya ekonomi beberapa sektor riil atau produktif di masyarakat, terlebih pada masa pandemi ini, volume dan nilai impor beberapa komoditas pangan tidak berkurang atau sama seperti kondisi sebelum pandemi.
Baca juga: Musim kemarau, pemerintah perlu waspada stok beras hingga akhir tahun
Ia mengingatkan bahwa jika menengok pengalaman berbagai negara juga menunjukkan berkat kinerja serius pada keempat sektor agrobisnis dan agroindustri itu terbukti berkontribusi besar untuk memperkuat fondasi perekonomian bangsa.
Sebagaimana diwartakan, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) telah menggema di kawasan ASEAN.
"Kegiatan Gerakan BBI ini rupanya sudah bergaung, bergema di kawasan ASEAN. Kemarin dalam pembicaraan di World Economic Forum (WEF), mereka mengapresiasi apa yang dilakukan Indonesia," katanya dalam peluncuran Digital Kredit UMKM (DigiKU) di Jakarta, Jumat (17/7).
Baca juga: Anggota DPR soroti pola ekspor-impor buah sayur
Airlangga menyebut potensi pasar di Indonesia untuk ekonomi digital sendiri mencapai 130 miliar dolar AS hingga 2025 mendatang. Angka tersebut mencapai lebih dari 85 persen total pasar di ASEAN yang mencapai 150 miliar dolar AS.
Dengan potensi besar itu, mantan Menteri Perindustrian itu berharap Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang juga meluncurkan Digital Kredit UMKM (DigiKU) bisa memberikan akses yang lebih luas untuk menjangkau masyarakat, UMKM, hingga Industri Kecil Menengah (IKM) untuk menggarap pasar regional.
Dalam kesempatan yang sama, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa hingga saat ini sudah ada lebih dari 1 juta unit UMKM yang masuk ke dalam ekosistem digital sejak Gernas BBI diluncurkan Presiden Jokowi pada 14 Mei lalu.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020