Timika (ANTARA News) - Obet Nakamki, salah satu repatrian dari Papua New Guinea (PNG) meminta Pemerintah RI serius memperhatikan nasibnya dan semua warga yang kembali ke Tanah Air beberapa pekan lalu.

"Kalau Pemerintah memperhatikan kami dengan baik, masih ada ribuan warga kita yang tinggal di PNG yang akan pulang. Ini kami punya negeri, di sana (PNG-red) bukan kami punya negeri," kata Obet saat pertemuan dengan sejumlah anggota Komisi I DPR RI dan jajaran Muspida Mimika di Hotel Rimba Papua Timika, Rabu.

Repatrian adalah orang yang dipulangkan dari pengungsian.

Ia menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah RI yang telah memulangkannya ke Mimika, tanah kalahirannya yang ditinggalkan 30 tahun silam.

Saat hendak pulang ke Tanah Air, katanya, para repatrian dari PNG dijanjikan akan diberikan uang, perumahan yang bagus dan layak, pekerjaan serta anak-anak mereka disekolahkan mulai dari tingkat SD-SLTA.

"Saya minta ke Pemerintah Pusat untuk menepati empat janji itu," ujarnya.

Obet menghendaki ia dengan 14 orang repatrian PNG lainnya yang kembali ke Timika untuk ditempatkan di tengah kota berdekatan dengan kerabatnya.

Anggota Komisi I DPR RI, Mayjen Purnawirawan Salim Mengga meminta pemerintah mulai dari tingkat pusat hingga kabupaten memberi perhatian serius kepada para repatrian.

"Ini uji coba, jika ini berhasil maka akan lebih banyak saudara-saudara kita di PNG yang akan pulang," kata Salim.

Bupati Mimika, Klemen Tinal mengatakan, program repatriasi warga dari PNG merupakan program nasional yang akan ditindaklanjuti hingga daerah.

Menurut Tinal, Pemerintah Pusat membantu dana Rp50 juta untuk pembinaan warga repatrian melalui Dinas Sosial dan setiap kepala keluarga menerima Rp17,5 juta.

Penanganan para repatrian asal PNG saat ini sementara ditampung di Hotel Lawamena Timika. Ke depan, katanya, Pemkab Mimika akan mencarikan lokasi pemukiman dan memberikan perumahan yang layak serta dicarikan pekerjaan bagi warga yang baru kembali dari tempat pengasingan mereka.

Repatrian dari PNG yang kembali ke Mimika sebanyak 15 jiwa dari tujuh kepala keluarga. Mereka tiba di Timika pada Jumat (27/11) lalu.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009