New York (ANTARA News/Reuters) - Harga minyak jatuh lebih dari tiga persen menjadi 70 dolar per barel pada Rabu setelah data pemerintah menunjukkan persediaan produk sulingan (distilasi) AS lebih besar dari yang diperkirakan karena lemahnya permintaan konsumen terbesar dunia.

Minyak mentah New York, jenis light sweet untuk pengiriman Januari turun 2,36 dolar menjadi 70,26 dolar per barel.

Minyak mentah London, jenis Brent North Sea untuk pengiriman Januari jatuh 3,09 dolar menjadi 72,10 dolar.

Persediaan distilasi yang meliputi minyak pemanas dan diesel, secara mengejutkan naik 1,6 juta barel, menjadi 167,3 juta barel, bertentangan dengan perkiraan penurunan sebesar 600.000 barel, menurut Badan Informasi Energi AS (EIA).

Stok bensin naik 2,2 juta barel menjadi 216,3 juta barel, di atas proyeksi analis naik 1,5 juta barel.

"Ukuran produk yang terbangun mengejutkan dan agak kasar yang membebani minyak mentah sekarang," kata Stephen Schork, editor Schork Report di Villanova, Pennsylvania.

Sementara itu, stok minyak mentah AS naik 3,8 juta barel menjadi 336,1 juta barel, melawan perkiraan naik 600.000 barrel.

Tekanan lebih lanjut tekanan datang dari kenaikan persediaan minyak mentah di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman minyak mentah berjangka NYMEX. Persediaan naik 2,5 juta barel menjadi 33,4 juta barel minggu lalu, menurut laporan EIA.

Meningkatnya stok di Cushing selama satu bulan terakhir telah membantu memperdalam diskon untuk harga minyak di bawah harga berjangka, dalam apa yang disebut pedagang sebagai "contango".

Minyak mentah turun selama lima hari terakhir sebagian didorong oleh pemulihan dolar. Namun, indeks dolar turun terhadap mata uang utama pada Selasa.

"Anda melihat bola salju menjual dan tanpa dukungan harga ekuitas yang kuat dan dolar yang lemah ... angka fundamental kembali menngedalikan pasar," kata Gene McGillian, analis di Tradition Energy di Stamford, Connecticut.

Harga minyak dalam dolar sehingga kenaikan mata uang itu membuat bahan bakar lebih mahal untuk kebanyakan konsumen di luar Amerika Serikat.

Pasar minyak mendapat dukungan pada Rabu dari komentar dua menteri minyak, yang mengatakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) seharusnya tidak menaikkan target produksi minyak ketika bertemu akhir bulan ini.

Kelompok, yang memompa lebih dari sepertiga minyak dunia, akan bertemu di ibukota Angola, Luanda, pada 22 Desember dan banyak

Menteri OPEC melihat harga minyak saat ini di kisaran 70 - 80 dolar sebagai adil.

"Pasar cukup stabil, jadi tidak ada, saya tidak berpikir begitu," kata menteri negara untuk minyak bumi Nigeria, Odein Ajumogobia, di sela-sela pertemuan negara-negara pengekspor gas ketika ditanya apakah OPEC diperlukan untuk memompa lebih banyak minyak. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009