Jakarta (ANTARA) - Badan Program Pembangunan PBB (UNDP) melanjutkan kerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) untuk mengembangkan ekonomi masyarakat lokal melalui potensi keuangan syariah guna mewujudkan masyarakat yang tangguh di tengah krisis.
"Ini adalah program pengembangan ekonomi lokal untuk masyarakat tangguh dan kerja sama ini adalah panggilan aksi melalui pembiayaan yang (syariah) sekaligus mendorong keterlibatan sektor swasta dan perusahaan fintech," kata Resident Representative UNDP Indonesia Christophe Bahuet dalam Webinar dan Konferensi Pers terkait Peran Keuangan Sosial Syariah dan Filantropi dalam Membangun Indonesia dengan Prinsip Build Back Better di Jakarta, Kamis.
Baca juga: UNDP-BAZNAS bantu bangun ketahanan ekonomi korban bencana Sigi
Ia mengatakan bahwa kerja sama tersebut merupakan kelanjutan proyek yang dilakukan antara UNDP Indonesia bersama BAZNAS di Provinsi Jambi. Proyek tersebut sebelumnya telah memberikan akses listrik kepada lebih dari 4 ribu warga di desa terpencil di Provinsi Jambi.
"Kerja sama ini merupakan contoh yang sangat baik dan kita akan lanjutkan," katanya.
Melalui strategi kerja sama tersebut, UNDP bersama BAZNAS dan mitra kerja sama lain, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PT Principal Asset Management dan PT Ammana Fintek Syariah ingin menumbuhkan kembali pembangunan melalui ketersediaan pekerjaan, dukungan bagi masyarakat kurang mampu dan rentan serta keberpihakan pada kelestarian lingkungan.
Tujuan pembangunan tersebut, katanya, perlu didorong dan ditingkatkan, terutama di tengah krisis dan pandemi COVID-19.
"Seperti yang kita ketahui pandemi ini menyebar secara cepat dan mengancam sistem kesehatan, juga membawa dampak sangat parah, dampak sosio ekonomi, banyak orang yang hilang pekerjaan, banyak orang yang menjadi lebih miskin atau jatuh kembali ke kemiskinan," ujarnya.
Baca juga: Indonesia terima 500 ribu masker dari UNDP
Baca juga: World Zakat Forum-UNDP sepakat kembangkan SDGs dunia Islam
"Jadi bagi masyarakat masa ini memang sangat sulit, juga bagi para pengusaha UMKM, dukungan untuk bisa bertahan dari krisis sangat dibutuhkan. Khususnya yang terkait dengan instrumen pembiayaan," katanya.
Untuk itu, UNDP, katanya, bekerja sama dengan BAZNAS dan mitra terkait lainnya untuk memanfaatkan potensi keuangan syariah sebagai salah satu industri dengan pertumbuhan tercepat di dunia.
Christoph memperkirakan aset keuangan syariah akan mencapai 3,8 triliun dolar AS dalam waktu dekat dengan 13 persen Muslim dunia berada di Indonesia, maka potensi keuangan syariah, cukup menjanjikan untuk mendukung aktivitas ekonomi di Indonesia dan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Kolaborasi dengan Principal Indonesia melalui Islamic filantrophy fund, katanya, memungkinkan adanya hubungan yang harmonis antara sektor komersial dan sosial, sehingga imbal hasil investasi yang dikelola secara syariah seperti sukuk akan dapat digunakan untuk membiayai program-program sosial.
Baca juga: UNDP Indonesia puji kinerja Pemprov Jabar dalam penanganan COVID-19
Baca juga: BAZNAS komitmen optimalkan potensinya untuk mitigasi COVID-19
"Dengan demikian, investor memperoleh kesempatan untuk berinvestasi sekaligus berderma. Secara konkret kami akan memastikan bahwa warga di ketiga lokasi program mampu meningkatkan keterampilan dalam mengolah komoditas, seperti kopi, kacang mede, madu, karet dan lainnya menjadi produk, sehingga bernilai lebih dan menarik para pengunjung," kata Christoph Bahuet.
Pewarta: Katriana
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020