Jakarta (ANTARA News) - PT Garuda Indonesia memastikan untuk mengirim pesawat pengganti jenis A330-300 berkapasitas 285 orang untuk mengangkut penumpang pesawat GA-183 tujuan Jakarta yang batal take off di Bandara Polonia Medan, Sumbar, Rabu.
"Kami kirim pesawat lebih besar yakni A330-300 untuk mengangkut 134 penumpang dari GA-183 yang bannya kempes sebelumnya," kata Kepala Komunikasi Perusahaan Garuda Indonesia, Pujobroto, disela Rapat Anggota Tahunan INACA di Jakarta.
Tidak hanya itu, lanjut Pujobroto, pesawat pengganti bisa juga untuk mengangkut penumpang Garuda pada jam penerbangan lainnya karena akibat peristiwa itu, bandara sempat ditutup beberapa jam.
Bahkan, akibat penutupan Polonia Medan itu, penerbangan Garuda GA 182 tujuan Polonia dari Jakarta, terpaksa dialihkan pendaratannya ke Pekanbaru.
"Saat ini, pesawat B737-400 sedang dicek dan diperbaiki oleh teknisi Garuda dan kemungkinan baru besok (10/12) bisa digunakan kembali," katanya.
Namun, saat ditanya apakah pesawat pengganti yang dimaksud sudah terbang kembali ke Jakarta, Pujo belum memastikan. "Akan kami cek dulu," katanya.
Sebelumnya, sekitar pukul 09.22 WIB, pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-400 dengan nomor penerbangan GA 183 dilaporkan membatalkan proses lepas landas (take off) di Bandara Polonia.
"Pesawat itu batal `take off` karena ban belakang sebelah kiri kempes," kata Pujo sebelumnya.
Pujobroto menjelaskan, pesawat sebenarnya sudah siap di landasan pacu untuk take off, tetapi ketika melaju beberapa saat, sang pilot Capt. Triatmoko merasakan goncangan.
"Seketika pesawat masih bisa dikendalikan dan dihentikan dengan pengereman biasa," katanya.
Pujo mengakui, setelah dilakukan pemeriksaan oleh teknisi pesawat, diketahui bahwa ban belakang sebelah kiri kempes akibat pengereman yang dilakukan oleh pilot.
Menurut Pujobroto, ban yang kempes tersebut disebabkan alat pengaman "safety plaque" yang terbuat dari timah meleleh dan mengenai ban.
Hal itu, tambah Pujo, adalah mekanisme pengaman standar pada pesawat dalam kondisi setelah pengereman.
"Karena overheating, timah pada safety plaque-nya leleh sehingga bannya kempes. Jika tidak, bisa meledak dan ini tentu lebih berbahaya," katanya.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009