Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin mengingatkan pendemo yang telah membakar replika "pocong" saat perayaan Hari Antikorupsi di Pintu Barat Monumen Nasional (Monas) depan Istana Presiden, Jakarta Pusat.
"Mohon adik-adik melakukan aksi dengan gerakan damai, jangan ada pembakaran," kata Din saat meninggalkan lokasi peringatan Hari Antikorupsi di Pintu Barat Monas, Rabu.
Din mengatakan aksi peringatan Hari Antikorupsi merupakan gerakan moral yang damai dengan cara menyampaikan pendapatnya di depan umum tanpa tindakan anarkis.
Pernyataan Din tersebut untuk menenangkan massa Komite Aksi Pemuda Anti Korupsi (Kapak) yang melakukan demontrasi dengan cara membakar replika jenasah yang dibalut kain putih di pinggir Jalan Merdeka Barat.
Din juga menyatakan aksi peringatan Hari Antikorupsi yang damai sebagai kontrol masyarakat terhadap pengawasan dan pemberantasan korupsi termasuk skandal Bank Century.
Din mengungkapkan masyarakat berharap banyak dan mendukung terhadap Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket DPR RI untuk mengungkap kasus pencairan dana talangan Bank Century sebesar Rp6,7 triliun.
Sementara itu, sejumlah pimpinan elemen masyarakat, yakni Effendi Ghazali, Mochtar Ngabalin, Din Syamsudin, Eep Saepulah dan Sandrina Malakiano membacakan piagam Indonesia Bersih 2009.
Isi piagam, yakni Indonesia harus bersih dari korupsi dan tidak cukup hanya pidato antikorupsi saja, lembaga negara harus bersih dari korupsi yang merupakan pengkhianatan terhadap rakyat.
Indonesia harus bersih dari kasus korupsi Bank Century, Indonesia harus bersih dari upaya pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan pemberantasan korupsi harus dimulai dari Istana Presiden untuk itu Presiden dan pejabat negara harus klarifikasi harta kekayaannya secara transparan.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009