"Realisasi investasi target tahun depan secara umum mungkin meningkat 10-15 persen dari realisasi penanam modal asing (PMA) dan penanam modal dalam negeri (PMDN) 2009," katanya usai memberikan penghargaan kepada kabupaten dan kota pemberi layanan terbaik dan investor terbaik di Jakarta, Rabu.
Selama 2009, realisasi investasi dalam negeri tumbuh 104 persen dari 2008 menjadi sekitar Rp30 triliun. Sementara PMA turun 28 persen dibanding 2008 menjadi sekitar 10 miliar dolar AS.
"Itu angka sampai Oktober 2009 tapi November dan Desember tidak akan banyak bedanya," ujarnya.
Menurut dia, minat investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia sangat besar. Hal itu terlihat dari tingginya aplikasi yang masuk ke BKPM. Namun, tingkat realisasinya masih rendah yaitu hanya sepertiganya saja.
"Gap (kesenjangan) antara realisasi dan aplikasi cukup besar, misalnya kalau aplikasi ada 10, realisasi hanya 3. Itu mungkin karena masalah waktu. Jumlah aplikasi Sekitar 20-30 persen dari angka realisasi," tuturnya.
Gita menjelaskan, beberapa kendala yang menghambat realisasi investasi antara lain menyangkut pengadaan tanah, izin membangun serta izin teknis lainnya yang diperlukan.
Untuk itu, pihaknya mengutamakan sistem pelayanan satu pintu agar proses realisasi investasi bisa lebih cepat lagi.
"Kita sudah ada rencana untuk berkunjung ke Papua untuk berdialog agar bisa tahu bagaimana membantu pemerintah daerah dalam pelayanan investasi," ujarnya.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009