Kita harus berani tentukan bandara yang berpotensi jadi internasional hub

Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencatat terdapat delapan bandar udara (bandara) internasional di Indonesia yang berpotensi jadi hub dan super hub untuk mentransformasi industri penerbangan dan pariwisata.

“Saya mencatat ada delapan bandara internasional yang berpotensi jadi hub dan super hub, Bandara Ngurah Rai (Bali), Seokarno Hatta (Banten), Kualanamu (Sumatera Utara), Jogjakarta, Balikpapan (Kalimantan Timur), Hassanudin (Sulawesi Selatan), Sam Ratulangi (Sulawesi Utara), dan Juanda (Jawa Timur),” kata Presiden Jokowi dalam rapat terbatas mengenai penggabungan BUMN Aviasi dan Pariwisata di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis.

Pemerintah sedang mengkaji kemungkinan untuk menggabungkan BUMN sektor penerbangan dan pariwisata agar industri di kedua sektor tersebut bisa lebih kokoh dan memiliki bisnis yang terakselerasi.

Baca juga: Presiden Jokowi ingin lompatan di sektor pariwisata

Presiden Jokowi meminta jajarannya untuk mengkaji bandara-bandara yang berpotensi jadi hub dan super hub sesuai letak geografis dan karakter wilayahnya.

“Kita harus berani tentukan bandara yang berpotensi jadi internasional hub,” ujar Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi melihat saat ini jumlah hub penerbangan di Indonesia terlalu banyak dan tidak merata. Saat ini, Indonesia memiliki 30 bandara internasional. Dia membandingkan dengan negara lain yang tidak memiliki bandara internasional sebanyak Indonesia.

Baca juga: Presiden Jokowi perintahkan penataan sektor pariwisata dan penerbangan

“Apakah diperlukan sebanyak ini ? Negara-negara lain saya kira tidak melakukan ini. Coba dilihat, dan sembilan persen lalu lintas terpusat hanya di empat bandara, di Seokarno Hatta, Ngurah Rai Bali, Juanda, dan Kualanamu,” ujar dia.

Pada kuartal II 2020 industri pariwisata dan penerbangan menjadi dua sektor yang sangat terpukul oleh kontraksi ekonomi. Jumlah wisatawan mancanegara yang melancong ke Indonesia hanya 482 ribu orang di periode tersebut atau menurun 81 persen secara kuartal ke kuartal dan turun 87 persen secara tahunan.

“Memang terkontraksi sangat dalam. Tapi menurut saya penurunan ini jadi momentum konsolidasi dan transformasi di pariwisata dan penerbangan melalui penataan yang lebih baik mengenai rute penerbangan, penentuan hub, super hub, kemungkinan penggabungan BUMN penerbangan dan pariwisata, sehingga arahnya kelihatan,” jelas Presiden Jokowi.

Baca juga: Anggota DPR nilai industri penerbangan alami dampak besar COVID-19

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020