Makassar (ANTARA News) - Unjuk rasa memperingati hari anti korupsi 9 Desember yang diikuti ribuan mahasiswa dan sejumlah elemen masyarakat di depan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Rabu siang, berakhir bentrok dengan aparat kepolisian.
Dalam peristiwa itu, mahasiswa melempari polisi dengan batu sementara aparat membalasnya dengan gas air mata dan menyemprotkan air dari kendaraan water canon yang siaga di halaman kantor gubernur, Rabu.
Situasi semakin memanas, saat isu penculikan beredar dan massa menduga sebuah mobil ambulans yang berada di lokasi digunakan aparat sebagai kendaraan untuk mengangkut rekan mereka yang ditangkap.
Untuk menenangkan massa, Kapolda Sulsel Irjen Pol Adang Rochjana langsung turun ke lokasi untuk bernegosiasi, namun hal tersebut tidak meredakan situasi.
Adang bahkan nyaris terkena lemparan batu, sehingga sejumlah aparat kepolisian langsung menyerbu ke tengah-tengah massa guna meringkus oknum-oknum pengunjuk rasa yang diduga memicu bentrokan tersebut.
Bentrokan itu dipicu keinginan massa untuk masuk ke kantor gubernur dan menemui Gubernur Syahrul Yasin Limpo guna menyampaikan aspirasi mereka.
Namun, aparat tak membiarkan massa masuk bahkan memperkuat blokade pengamanan di pagar kantor gubernur. Aksi baku dorong pun terjadi yang diwarnai dengan pelemparan batu dari pihak massa pengunjuk rasa.
Syahrul sendiri saat kejadian tidak berada di tempat, sebab sedang berada di Denmark menghadiri konferensi iklim internasional. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009