Pamekasan (ANTARA News) - Enam mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, luka-luka akibat pentungan petugas saat berunjuk rasa di kantor DPRD setempat, Rabu.
Tiga dari mereka luka parah yaitu Faridi mahasiswa Universitas Madura (Unira), Rosi mahasiswa Universitas Islam Madura (UIM), dan Aditya (Dita), juga mahasiswa dari Unira.
Ketua PMII Pamekasan Shodiq menyayangkan aksi pemukulan yang dilakukan petugas hingga menyebabkan enam anggotanya tersebut menderita luka-luka.
Shodiq menyatakan, bentrok antara mahasiswa dan petugas tidak akan terjadi jika petugas membiarkan mahasiswa masuk ke halaman kantor DPRD Pamekasan untuk berorasi dan menyampaikan aspirasinya.
"Waktu itu kami sudah menyampaikan ke petugas bahwa kami akan melakukan dialog dengan DPRD dan menyampaikan secara langsung tuntutan kami," kata Shodiq.
Namun, sambung dia, petugas tidak mengindahkan sehingga massa PMII menjadi emosi dan memaksa masuk ke halaman kantor dewan hingga akhirnya terjadi bentrok.
"Kalau waktu itu diizinkan, tidak mungkin akan terjadi bentrok seperti itu. Yang sangat saya sayangkan karena ada kekerasan hingga anggota kami babak belur," katanya.
Mahasiswa yang luka-luka akibat pentungan petugas itu dirawat di kantor sekretariat PMII di Jalan Brawijaya Pamekasan.
Aksi yang dilakukan PMII bersama Kaukus Pemuda Pamekasan (KPP) menyampaikan lima tuntutan. Pertama, meminta pemerintah serius mengusut tuntas segala bentuk mafia peradilan yang terjadi di lembaga institusi aparat penegak hukum.
"Oknum aparat penegak hukum yang selama ini melakukan tindakan penyimpangan hendaknya diberhentikan dari lembaga penegak hukum," kata Korlap Aksi, Holidi Andini.
Tuntutan kedua, meminta kasus bank Century hendaknya diusut tuntas melalui proses hukum dan politik. Menggantung para pelaku koruptor dan menolak intervensi asing serta meminta pemerintah menerapkan kebijakan yang prorakyat.
Kericuhan di kantor DPRD Pamekasan antara demonstran dengan petugas kepolisian dari Mapolres Pamekasan berakhir setelah petugas membiarkan para demonstran masuk ke halaman kantor DPRD dan berdialog secara langsung dengan anggota dewan.
Selain PMII dan KPP yang juga melakukan aksi demo pada peringatan hari anti korupsi sedunia Rabu (9/12) ini adalah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi (LMND), HMI, GMNI, Front Aksi Mahasiswa (FAM) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Saat ini, giliran KAMMI dan LMND yang berunjuk rasa di halaman kantor DPRD. Sedang kelompok HMI dan GMNI masih menggelar orasi di monumen Arek Lancor Pamekasan dan rencananya juga akan bergerak menuju kantor DPRD di Jalan Kabupaten Pamekasan. (*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009