Jakarta, (ANTARA News) - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto mengimbau kepada para peserta demonstrasi antikorupsi melalui peringatan Hari Antikorupsi Sedunia pada Rabu (9/12) agar berjalan tertib dan tidak mengganggu kegiatan masyarakat.

"Komitmen memberantas korupsi, harus dilakukan tertib dan sistemik sesuai aturan yang berlaku," katanya, dalam layanan pesan singkatnya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

Ia menegaskan, pemerintah telah sejak lama memiliki komitmen untuk memberantas tindak pidana korupsi. Hal itu sejalan dengan komitmen elemen masyarakat lainnya yang akan menyuarakan komitmennya pada aksi damai peringatan Hari Antikorupsi se-Dunia.

"Komitmen bersama ini, seharusnya dapat dilaksanakan damai dan tertib, seraya tetap mewaspadai pihak-pihak yang ingin `membonceng` aksi damai tersebut," kata Djoko.

Sebelumnya, Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri meminta masyarakat tidak khawatir terhadap unjuk rasa memperingati Hari Antikorupsi Sedunia Rabu (912/).

Kekhawatiran itu, menurut Bambang, tidaklah diperlukan mengingat aksi-aksi yang akan digelar justru dilakukan oleh elemen masyarakat dan komponen bangsa sendiri. Dia berharap kehadiran seluruh komponen itu justru bisa memberikan dorongan pemberantasan korupsi.

Sementara itu, Hingga pukul 10.00, massa demonstran mulai berdatangan ke kawasan Bundaran Hotel Indonesia. Setengah dari lingkaran Bundaran HI dipenuhi massa yang menuntut pemberantasan korupsi, namun belum bergerak ke kawasan Monas maupun Istana.

Massa yang berdatangan ini terlihat membawa bendera dari tiga elemen. Ketiga lembaga yang sudah mulai datang ke Bundaran HI ini yakni, Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi (GNPK), Peduli Bangsa, dan Gerakan Bersama Rakyat Anti-Korupsi (Gebrak).

Tampak dari kejauhan, massa dari aliansi mahasiswa juga mulai bergabung. Dalam aksinya, massa dari Gebrak yang berada tepat di depan Hotel Kempinsky menggelar aksi kesenian.

Aksi damai peringatan Hari Antikorupsi se-Dunia di Jakarta, akan difokuskan di 14 titik antara lain Istana kepresidenan, Istana Wakil Presiden, DPR, Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi, Departemen Keuangan, Silang Monas, dan Bundaran Hotel Indonesia.

Untuk `mengawal` aksi tersebut aparat kepolisian menerjunkan ribuan personelnya sedangkan TNI bersiaga di satuan masing-masing dan siap digerakkan bila sewaktu-waktu dibutuhkan.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009