perlu diantisipasi adalah menurunnya tingkat partisipasi pemilih karena pandemi COVID - 19
Sekadau (ANTARA) - Survei dari lembaga Indo Survey dan Strategy (ISS) pada putaran politik menjelang pelaksanaan Pilkada serentak di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat, pasangan Rupinus - Aloysius masih di posisi tertinggi.
Baca juga: Sekadau terima penghargaan predikat kepatuhan tinggi Ombudsman RI
Disampaikan Karyono, pengambilan data survei dilakukan pada periode 25 hingga 29 Juli 2020. Survei menggunakan metode multi stage random sampling dengan jumlah responden sebanyak 440 orang, sedangkan margin of error sebesar 4,77 persen.
Menurut dia jika pilkada dilaksanakan sekarang, dukungan terhadap Rupinus sebesar 31,65 persen, Aron sebesar 6,59 persen, dan Abdul Hamid sebesar 1,87 persen.
Baca juga: 6. 901 hektare lahan di Sekadau-Kalbar dilepaskan dari hutan lindung
Sehingga dikatakan Karyono, untuk swing voters masih 50-an persen, untuk itu penentu kemenangan dalam pilkada adalah swing voters.
" Jadi, siapapun kandidat pasangan calon yang bisa merebut swing voters itulah pemenangnya," ucap Karyono.
Dijelaskan Karyono, apabila di lihat dari probabilitas kemenangan yang tertinggi per Juli 2020 adalah pasangan Rupinus - Aloysius disusul Aron - Subandrio.
Baca juga: Dinkes Sekadau periksa TKA asal Korea Selatan di perkebunan sawit
Sementara itu, Direktur Riset ISS, Setia Darma mengatakan, dari survei tersebut yang perlu diantisipasi adalah menurunnya tingkat partisipasi pemilih karena pandemi COVID - 19.
Kondisi tersebut menurutnya, membuat warga enggan berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal dan berkerumun, apalagi pelaksanaan kampanye dirancang sedemikian rupa sehingga efektif dan mengindahkan kaidah - kaidah sesuai protokol kesehatan.
Oleh karena itu, kata Darma, penyelenggara dalam hal ini KPU Sekadau harus mampu menjamin terselenggaranya pemungutan suara dan desain TPS dengan berpedoman pada protokol kesehatan COVID-19.
" Potensi menggunakan politik transaksional cenderung meningkat di tengah kesulitan ekonomi akibat pandemi COVID - 19. Inilah yang perlu dicegah agar tidak mencederai demokrasi," pungkasnya.
Pewarta: Teofilusianto Timotius
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020