London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak mentah di London turun tajam pada Selasa waktu setempat, membalikkan keuntungan sebelumnya karena pedagang mengikuti penguatan dolar AS dan penurunan lebih berat di pasar saham global, kata para analis.

Minyak Brent North Sea untuk pengiriman pada Januari merosot satu dolar menjadi 75,43 dolar per barel pada perdagangan di London.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet pengiriman Januari, merosot 1,18 dolar ke 72,75 dolar per barel, setelah sebelumnya mencapai 72,51 -- yang terakhir terlihat pada 9 Oktober.

Pasar saham Eropa turun tajam Selasa, terseret oleh kekhawatiran krisis utang Dubai dan penurunan peringkat untuk anggota zona euro Yunani.

Sementara itu, dolar AS melompat terhadap mata uang tunggal Eropa karena investor berbondong-bondong ke unit safe-haven.

Sebuah penguatan greenback membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lebih lemah -- dan karena itu cenderung menekuk permintaan dan harga.

"Selama enam bulan lebih, korelasi antara dolar dan minyak mentah adalah cukup kuat," kata Clarence Chu, pedagang minyak dengan Hudson Capital Energy.

Minyak mentah berjangka telah meningkat di perdagangan sebelumnya pada Selasa menyusul kerugian baru-baru ini, karena pedagang telah melakukan kapitalisasi di tengah melemahnya dolar AS, kata para analis.

Harga minyak telah merosot 1,50 dolar di New York pada Senin karena para pedagang khawatir tentang kelebihan pasokan (oversupplies) minyak mentah di Amerika Serikat dan permintaan energi yang lemah di antara negara-negara maju karena ekonomi global belum keluar dari resesi.

"Pasar sangat lemah," kata Ellis Eckland, analis independen.

"Didorong oleh kelemahan fisik pada jangka pendek, ada potensi untuk lebih lemah," tambahnya.

Eckland menunjukkan bahwa persediaan minyak AS yang terus terbangun karena permintaan tetap lemah, menurut data resmi mingguan terbaru.

"Beberapa orang berharap untuk kenaikan dengan rebound-nya ekonomi, tetapi permintaan negara-negara maju hambar, tidak memungut sama sekali," ia berkata.

Kondisi cuaca dalam beberapa minggu terakhir telah tak biasanya ringan di Amerika Serikat, analis mengatakan, menambahkan bahwa "karena permintaan musim dingin naik, pasar seharusnya menstabilkan selama Januari dan Februari."

Tindakan datang karena dolar goyah setelah ketua Federal Reserve Ben Bernanke mengisyaratkan bahwa suku bunga hampir nol akan dipertahankan untuk beberapa waktu sebagai perjuangan ekonomi AS keluar dari penurunan terburuk sejak Depresi Besar.

Dolar, yang telah menguat tajam setelah laporan resmi pekerjaan AS Jumat lebih baik dari yang diperkirakan, kehilangan kekuatan setelah Bernanke menyatakan The Fed akan mempertahankan tingkat suku bunga utama antara nol dan 0,25 persen, di mana telah berjalan setahun untuk mendukung pemulihan anemia (kekurangan darah).(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009