Ankara (ANTARA) - Uni Eropa sedang menerjunkan tim SAR ke Beirut setelah ledakan mematikan mengguncang pelabuhan kota tersebut, seperti diumumkan pada Rabu.
"Mekanisme Perlindungan Sipil kini sedang mengoordinasikan pengerahan darurat 100 lebih pemadam kebakaran profesional, beserta kendaraan, anjing dan peralatan, yang khusus dalam operasi pencarian dan penyelamatan dalam konteks perkotaan," demikian pernyataan di situs Dewan Eropa.
Blok beranggotakan 27 negara itu menyampaikan belasungkawa kepada mereka yang kehilangan orang-orang tercinta dan memberikan dukungan penuh bagi rakyat Lebanon.
"Sebagai langkah darurat awal, Mekanisme Perlindungan Sipil Uni Eropa diaktifkan atas permintaan otoritas Lebanon," katanya.
Baca juga: PM Inggris Boris Johnson tawarkan bantuan ke Beirut
Belanda, Yunani dan Ceko akan turut serta dalam operasi pencarian dan penyelamatan tersebut. Sementara itu Prancis, Polandia dan Jerman juga menawarkan bantuan.
Uni Eropa juga diminta untuk mengaktifkan sistem pemetaan satelit miliknya guna mengevaluasi kerusakan akibat ledakan melalui citra satelit.
Kebakaran di gudang penyimpanan bahan peledak di Pelabuhan Beirut menyebabkan ledakan dahsyat pada Selasa, menewaskan sedikitnya 100 orang dan melukai 4.000 orang lainnya. Kerusakan material secara masif juga terjadi di sejumlah lingkungan ibu kota.
Pejabat menyebutkan jumlah korban tewas diprediksikan terus bertambah saat operasi bantuan masih menelusuri reruntuhan.
Dewan Pertahanan Tertinggi di Lebanon menyatakan Beirut sebagai daerah bencana pascaledakan.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Setelah ledakan, persediaan gandum Lebanon tak cukup untuk sebulan
Baca juga: Penyelidikan awal temukan kelalaian sebabkan ledakan di Beirut
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020