"Pandemi COVID-19 yang belum kelihatan akhirnya tentu sering membuat penat kepala. Namun, cita-cita membangun masa depan jangan sampai terlupakan, yaitu
dengan cara berinvestasi," kata Partnership and Marketing Manager Raiz Invest Indonesia, Karmela M Kartodirdjo dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Karmela menambahkan metode investasi mikro itu juga menjawab kebutuhan di tengah skala prioritas kebutuhan sehari-hari yang harus dipilah lebih selektif.
Ia mengemukakan, Raiz memiliki fitur yang disebut Round-Ups, yang dapat melakukan pembulatan atas transaksi daring melalui internet banking. Dari setiap transaksi akan dilakukan pembulatan ke atas dari nilai transaksi.
"Sisihan dana yang nantinya terkumpul menjadi Rp50.000 itu akan dimasukkan ke dalam investasi oleh nasabah melalui aplikasi Raiz. Mekanisme pembulatan otomatisasi ini akan membuat nasabah dapat melakukan investasi berjalan dengan sendirinya tanpa harus rutin melakukan transaksi satu per satu," paparnya.
Baca juga: BKPM catat investasi selama pandemi datang dari pelaku UKM
Karmela mengatakan investor akan dimanjakan dengan pilihan yang sederhana, cukup menentukan kategori dan tujuan investasi, apakah konservatif, moderat, atau agresif, sehingga tidak bingung dengan ragam produk.
Nantinya, lanjut dia, nasabah akan langsung terhubung dengan reksa dana pasar uang untuk yang konservatif, reksa dana pendapatan tetap untuk yang moderat, dan reksa dana indeks saham bagi yang agresif. Ketiga produknya pun sudah dipilihkan dan melalui proses seleksi Raiz Invest.
Karmela mengatakan kaum muda saat ini sudah mulai membuka mata soal investasi dan memandang sebagai suatu kebutuhan. Itu tercermin dari profil investor reksa dana Raiz yang 80 persen adalah dari kalangan milenial lulusan SMA dan sarjana.
"Selain investasi otomatis pada setiap transaksi perbankan, salah satu fitur pendukung lain Raiz adalah fitur investasi berkala yang akan mengingatkan nasabah untuk berinvestasi dengan disiplin dan rutin," katanya.
Baca juga: Asosiasi reksa dana harapkan plaform digital dongkrak investasi mikro
Direktur Utama Raiz Invest, Fahmi Arya mengatakan fitur investasi mikro berkelanjutan itu belum pernah ada di Indonesia.
Ia meyakini pertumbuhan transaksi dan jumlah nasabah seiring dengan minat investor muda untuk memulai investasi di pasar keuangan.
Perusahaan, lanjut Fahmi, menargetkan 200.000 nasabah pada tahun 2020. Per akhir Juli 2020, sudah terdapat 100.000 nasabah terdaftar dan lebih dari 23.500 investor aktif bertransaksi.
Baca juga: Pemerintah salurkan kredit ultra mikro Rp400 miliar bantu UMKM
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2020