Visi kami ke depan adalah kami harus agresif dalam kegiatan eksplorasi migas ini.

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berupaya membuka penjajakan kerja sama dengan lembaga-lembaga geosains dunia terkait kegiatan eksplorasi minyak dan gas di Indonesia.

"Kami sedang mencoba untuk membuka penjajakan kerja sama dengan lembaga-lembaga geosains dunia," ujar Plt. Direktur Jenderal Migas Ego Syahrial dalam konferensi pers daring di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, upaya Kementerian ESDM tersebut dilakukan setelah pihaknya mengambil pelajaran dari negara-negara lain yang berhasil menemukan cadangan besar migas di mana mereka bekerja sama dalam hal pengelolaan dan pengolahan data kegiatan eksplorasi dengan lembaga-lembaga geosains besar di dunia.

Baca juga: Pemerintah tawarkan 10 wilayah kerja migas pada tahun ini

Kementerian ESDM berharap jika kerjasama dengan lembaga-lembaga terwujud, dapat menjadi upaya baru dalam meningkatkan peluang untuk menemukan cadangan migas lebih besar di Indonesia.

"Visi kami ke depan adalah kami harus agresif dalam kegiatan eksplorasi migas ini," kata Plt. Dirjen Migas tersebut.

Sejauh ini total wilayah kerja eksplorasi migas sebanyak 99 wilayah kerja, di mana 73 wilayah kerja dalam bentuk konvensional dan 26 wilayah kerja lainnya non-konvensional.

Baca juga: ESDM: Realisasi investasi migas baru 5,6 miliar dolar AS

Dalam bentuk kontrak, sebanyak 81 wilayah kerja dalam bentuk kontrak bagi hasil skema Gross Split dan 18 wilayah kerja dalam bentuk kontrak bagi hasil skema Cost Recovery.

Sampai dengan Juli tahun ini, Kementerian ESDM baru merealisasikan delapan sumur eksplorasi migas antara lain sumur eksplorasi PB-2, Kusuma Arum-1, Bronang-2, Akasia Prima-1, East Pegaden-1, Oseil-6, Parang-2 dan PS-1x.

Dari beberapa kegiatan eksplorasi sudah terdapat tiga temuan yakni Sumur PB-02 Oil Recal Mahato dengan potensi produksi minyak 26 MMBO, kemudian Wolai-2 Gas Pertamina EP dengan potensi produksi gas 380,93 BCFG dan Bronang-2 Gas Medco S Natuna Sea B dengan potensi produksi gas 23,9 BCFG.

Dalam paparannya, Ego Syahrial juga menyampaikan bahwa relaksasi kegiatan eksplorasi melalui Kebijakan Penggantian/Tambahan Waktu Eksplorasi, sepanjang tahun 2019 hingga semester I tahun 2020 tercatat 18 wilayah kerja migas telah mendapatkan kebijakan tersebut.

Untuk perubahan kontrak bagi hasil skema Cost Recovery ke skema Gross Split, terdapat enam wilayah kerja yang telah disetujui perubahan kontraknya yang terdiri dari empat wilayah kerja berstatus eksplorasi dan dua wilayah kerja telah meningkat statusnya ke fase pengembangan.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020