Kupang (ANTARA News) - DPR RI mengajak tokoh agama seluruh Indonesia untuk ikut aktif memerangi korupsi yang kini semakin menggurita di negara ini dan menyebabkan rakyat miskin bodoh dan terbelakang.

"Mari rapatkan barisan bersama-sama melawan para koruptor dengan cara kita masing-masing di masjid, gereja, pura dan wihara atau tempat tugas lain menyadarkan iman dan moral orang-orang yang dengan sadar dan mau mengambil uang rakyat tidak dengan hormat," kata anggota Komisi VIII, Anita Yacoba Gah, di Kupang, Selasa.

Anita, bersama 15 anggota Komisi VIII pimpinan Gondo Radiyatno Gambiro dari Fraksi Partai Demokrat, berdialog dengan para tokoh agama dan pimpinan instansi Nusa Tenggara Timur dalam kunjungan mereka ke provinsi itu pada masa sidang I tahun sidang 2009-2010.

Menurut Anita, maraknya korupsi telah menyebabkan 9,2 juta atau delapan persen dari jumlah rakyat Indonesia masih belum menganggur.

Selain itu, katanya, korupsi juga telah meningkatkan penduduk miskin, yakni sebesar tiga juta lebih atau 14 persen, sehingga pemerintah harus menekan angka itu hingga delapan persen sesuai target.

Dalam konteks NTT, anggota Fraksi Partai Demokrat itu juga mengatakan, akibat korupsi pengangguran di NTT pada 2009 mencapai 89 ribu orang dari jumlah angkatan kerja sebanyak 2,25 juta orang, atau meningkat sembilan ribu orang.

Sedangkan jumlah angkatan kerja di NTT 2009 mencapai 2,25 juta orang, atau bertambah 83 ribu orang dibanding tahun sebelumnya mencapai 2,17 juta orang.

Demikian pula angka kemiskinan hingga Oktober 2009 jumlahnya mencapai 23 persen lebih dari total 4,6 juta jiwa penduduk di NTT saat ini.

"Jadi sebenarnya Indonesia termasuk NTT, tidak ada istilah miskin, bodoh dan terbelakangan secara dunia dan nasional, jika uang rakyat yang dialokasikan negara tidak diselewengkan dengan tindakan yang disebut korupsi," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009