Investor masih nyaman bahwa lintasan laba berada di jalan yang benar dan prospek 2021 tetap utuh
New York (ANTARA) - Wall Street berakhir lebih tinggi setelah sesi berombak pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), terangkat oleh saham Apple dan saham energi tetapi dibatasi oleh penurunan AIG dan Microsoft, sementara investor menunggu lebih banyak stimulus pemerintah AS untuk memerangi kejatuhan ekonomi akibat pandemi COVID-19.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 164,07 poin atau 0,62 persen, menjadi ditutup pada 26.828,47 poin. Indeks S&P 500 meningkat 11,90 poin atau 0,36 persen, menjadi berakhir di 3.306,51 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup naik 38,37 poin atau 0,35 persen, menjadi 10.941,17 poin.
Baca juga: Wall Street naik dipicu saham teknologi, Nasdaq capai rekor tertinggi
Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir lebih tinggi, dengan sektor energi melonjak 2,45 persen, melampaui yang lainnya. Namun, sektor keuangan dan perawatan kesehatan mengalami penurunan.
Saham raksasa energi AS, ExxonMobil dan Chevron, masing-masing terangkat sebesar 2,89 persen dan 1,98 persen, berkontribusi pada kenaikan pasar yang lebih luas.
Apple menguat 0,7 persen, mencatat kenaikan untuk sesi kelima berturut-turut karena investor menyambut laporan triwulanan pembuat iPhone itu minggu lalu. Kelas berat Lembah Silikon itu berjarak sekitar 120 miliar dolar AS untuk menjadi perusahaan publik pertama di AS dengan nilai pasar saham dua triliun dolar AS.
Ralph Lauren Corp jatuh 4,4 persen ke level terendah sejak Mei setelah pendapatan kuartalannya anjlok karena penutupan toko terkait virus corona dan perlambatan permintaan global untuk barang-barang mewah.
American International Group Inc terperosok 7,5 persen setelah labanya disesuaikan secara kuartalan merosot.
Terlepas dari kedua laporan itu, sekitar 83 persen dari 352 perusahaan di S&P 500 yang telah melaporkan hasil kuartalan sejauh ini telah mengalahkan perkiraan untuk laba mereka, menurut data Refinitiv IBES.
“Investor masih nyaman bahwa lintasan laba berada di jalan yang benar dan prospek 2021 tetap utuh. Semua itu membantu mendukung pasar di level ini,” kata Lindsey Bell, kepala strategi investasi di Ally Invest.
"Tapi ada tingkat ketidakpastian yang mendasari yang mengarah ke sedikit kehati-hatian," tambah Bell, dikutip dari Reuters.
Investor sedang menunggu RUU bantuan besar baru virus corona, dengan Pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer mengatakan pembicaraan dengan Gedung Putih bergerak ke "arah yang benar."
Reli di saham terkait teknologi dan triliunan dolar dalam stimulus moneter dan fiskal telah mengangkat S&P 500 menjadi sekitar tiga persen dari rekor tertinggi Februari.
"Saya tidak memperkirakan ekuitas AS untuk mengunjungi kembali posisi terendah Maret," Mohamed A. El-Erian, kepala penasihat ekonomi di Allianz SE, mengatakan kepada ruang obrolan Reuters Global Markets Forum.
"Saya menduga koreksi besar berikutnya kemungkinan akan dipicu oleh default perusahaan dan peristiwa pelemahan modal lainnya yang tidak dapat dilawan oleh bank-bank sentral," katanya.
Microsoft Corp, yang sedang berupaya untuk membeli operasi aplikasi video pendek TikTok AS, turun 1,5 persen.
Pejabat Gedung Putih tidak dapat mengatakan bagaimana pemerintah AS akan menerima sebagian dari hasil dari setiap penjualan operasi TikTok di AS, satu hari setelah Presiden Donald Trump menyerukan pemotongan uang.
Baca juga: Emas tembus 2.000 dolar per ounce untuk pertama kalinya
Baca juga: Dolar tergelincir saat investor tunggu pembicaraan stimulus Washington
Baca juga: Minyak naik tertinggi sejak Maret didukung harapan stimulus AS
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020