Jumlah perempuan yang meninggal akibat komplikasi yang berkaitan dengan kehamilan di Nigeria sama dengan penumpang kecelakaan pesawat setiap hari, tapi krisis tersebut kurang mendapat perhatian di tengah wabah seperti AIDS dan malaria, kata beberapa pegiat.

Sedikitnya 144 perempuan meninggal setiap hari di Nigeria selama kehamilan atau kelahiran, demikian data statistik Bank Dunia dan PBB, sehingga memasukkan negara itu ke dalam negara paling parah di dunia buat perempuan untuk melahirkan bayi, setelah Sierra Leone dan Niger.

"Bayangkan satu kecelakaan pesawat yang hanya membawa perempuan hamil di Nigeria setiap hari. Mestikah kami berpangku tangan dan tak berbuat apa-apa? Tetapi inilah kasusnya --kematian melalui kehamilan dan kelahiran bayi nyaris tak terlihat," kata Sandra Obiago, direktur kelompok lobi lokal, Komunikasi bagi Perubahan, Kamis (3/12).

Para pegiat, Kamis, menayangkan tiga film singkat tapi menyentuh perasaan guna mendorong perubahan mendesak dalam sikap dan ketentuan layanan perawatan kesehatan yang layak guna menghindari masalah yang berkaitan dengan kehamilan.

Ketiga film itu menyoroti krisis mematikan di ekonomi terbesar kedua sub-Sahara Afrika itu dan pengekspor minyak terbesar kedelapan di dunia, tempat sebanyak 70 persen dari 150 juta warganya hidup dengan penghasilan kurang dari satu dolar per hari.

Nigeria kekurangan beberapa prasarana dasar seperti listrik dan jalan yang bagus, sementara personil medis ahli tak cukup bagi negara paling padat di Afrika tersebut.

Film itu, selain menyerang instalasi yang bobrok, juga mengecam tradisi agama dan budaya yang membahayakan nyawa perempuan hamil.

Salah satu film berkisah tentang seorang pria yang istrinya menghadapi kesulitan saat melahirkan, malah membuang-buang waktu dengan berkeras bahwa tak boleh ada pria dokter yang boleh menolong istrinya.

Saat ia dapat diyakinkan bahwa tak ada perempuan dokter di rumah sakit tersebut dan menyetujui operasi darurat caesar oleh seorang pria, listrik padam tepat saat istrinya dibawa ke ruang operasi, dan generator rumah sakit tak berfungsi.

"Itu adalah kegagalan pemerintahan, kami harus dapat membuat pembaca kami bertanggung jawab untuk memastikan mereka menyediakan prasarana," kata pegiat hak asasi manusia dan sipil Yemisi Ransome-Kutti.

Rakyat Nigeria telah bersikap membiarkan pemimpin yang korup.

"Sampai kami mulai meneliti perubahan di dalam sistem pemilihan umum sehingga kami dapat memiliki pemimpin yang tepat ... kami akan berada di dalam situasi ini selamanya," katanya kepada wartawan AFP.

Sutradara Nollywood Teco Benson mengatakan industri film Nigeria terkenal menyediakan alat yang paling efektif dalam perjuangan untuk mewujudkan perubahan terutama dalam kepercayaan agama dan budaya yang telah menambah parah krisis.

"Kami sedang berusaha membuat rakyat melihat keadaan dengan cara yang berbeda dan bertindak," kata Adhiambo Odaga dari Ford Foundation di Afrika Barat.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009