Subang (ANTARA News) - Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Kabupaten Subang, Jawa Barat (Jabar), Ade Syahid, Senin di Subang, mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak konsisten terhadap sikap antikorupsinya.

Pidato SBY yang menyatakan kekhawatiran akan terjadinya kerusuhan pada saat peringatan hari Anti Korupsi 9 Desember mendatang dinilai sebagai sesuatu yang berlebihan.

"Sikap Presiden seakan lebih khawatir terhadap pergerakan massa dalam jumlah besar demi mendukung penuntasan kasus korupsi di Indonesia," kata Ade.

Dalam hal ini, kata dia, seharusnya Presiden memberikan dukungan penuh terhadap refleksi hari Anti Korupsi yang diperingati oleh elemen masyarakat dalam jumlah besar.

"Presiden kan dalam program kerja awalnya adalah pemberantasan korupsi, maka aksi pada 9 Desember mendatang seharusnya lebih dilihat sebagai dukungan masyarakat terhadap program kerja Presiden," lanjutnya.

Ketua HMI cabang Kabupaten Subang menambahkan bahwa pihaknya menjadi ragu akan konsep antikorupsi yang dilontarkan Presiden.

"Jika melihat keadaan saat ini, saya menjadi ragu bahwa konsep antikorupsi adalah konsep nyata Presiden SBY. Jangan-jangan konsep antikorupsi tersebut merupakan konsep orang lain," jelasnya.

Ade mengatakan, pihaknya berencana mengirimkan sekitar 50 orang kader HMI Kabupaten Subang untuk ikut bergabung bersama Gerakan Indonesia Bersih (GIB) dalam melakukan aksi tersebut pada 9 Desember mendatang.

Harapan awal dalam peringatan hari Anti Korupsi, kata dia, seluruh lembaga hendaknya bisa menuntaskan kasus Bank Century.

"Kami sangat berharap besar kepada lembaga Legislatif dengan tugas pokok dan fungsinya selaku lembaga pengawas untuk bisa segera menuntaskan kasus Bank Century," tegas Ade.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009