Tanjungpinang (ANTARA News) - Nelayan di Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, tidak melaut selama beberapa hari terakhir karena gelombang laut mencapai empat meter.
"Sekarang angin kencang dan ombak mencapai empat meter sehingga kami lebih banyak berdiam diri di rumah dibanding melaut," kata nelayan dari Tambelan, Sari Wan Topan, Senin.
Dia mengatakan, saat ini mulai musim utara sehingga angin kencang dan gelombang tinggi di perairan yang berbatasan langsung dengan laut Cina Selatan tersebut sudah mulai terjadi.
"Kami sekarang melaut hanya bisa dua sampai tiga hari dalam sepekan, itupun kalau angin dan gelombang mulai tenang," ujarnya.
Ia mengatakan, hasil tangkapan ikan juga berkurang di perairan yang berjarak 200 mil dari ibukota Kabupaten Bintan tersebut.
"Sekarang nelayan lebih banyak di rumah dan mengerjakan pekerjaan lain seperti berkebun dan usaha lain," ujar Wan yang juga tokoh pemuda masyarakat Tambelan tersebut.
Angin kencang dan gelombang tinggi, menurut dia, diperkirakan terjadi sampai Maret 2010.
"Karena musim utara seperti biasa dimulai Desember sampai Maret," ujarnya.
Salah satu kecamatan terjauh di Kabupaten Bintan dan lebih dekat ke Pontianak, Kalimantan Barat tersebut, hampir 90 persen masyarakatnya bekerja sebagai nelayan.
Perairan Tambelan juga kerap dijadikan tempat bagi nelayan asing, seperti Vietnam dan Thailand untuk menangkap ikan dan mengambil akar bahar (Antiphates SP).
"Sekarang nelayan asing mulai berkurang, tidak seperti tiga bulan lalu. Kami bersama dengan aparat keamanan menangkap enam kapal Vietnam yang mencuri akar bahar di Tambelan," ujarnya.
Menurut dia, patroli polisi perairan dari Polda Kalimantan Barat cukup membantu sehingga kapal-kapal asing tersebut tidak lagi beroperasi di perairan Tambelan.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009