Jakarta, 7/12 (ANTARA) - Tingginya minat investor asing terhadap saham properti, mendorong PT. Bumi Serpong Damai Tbk (BEI: BSDE) melaksanakan "roadshow" ke dua negara, yakni Singapura dan Hongkong pada Minggu kedua Desember 2009.

"Kunjungan ke kedua negara memenuhi undangan Macquarie Securities untuk menjawab tingginya permintaan informasi dari investor asing akan kinerja dan prospek BSD selaku pengembang kawasan terbesar di Indonesia," kata Presiden Direktur BSD, Harry Budi Hartanto di Jakarta, Senin.

Menurut Harry, manajemen akan memaparkan kinerja dan prospek Perseroan kepada investor institusi dan ritel asing. Tingginya minat mereka dikarenakan stabil dan menguatnya kinerja Perseroan serta kondisi makro yang diperkirakan semakin membaik di tahun mendatang.

Hasil valuasi terbaru dari PT. Heburinas, penilai independen menyatakan bahwa nilai pasar aset BSDE saat ini adalah sebesar Rp18 triliun dari sebelumnya sebesar Rp15 triliun. Nilai pasar ini mengacu kepada land bank BSD yang terbesar di kawasan Serpong seluas hampir 3.300 hektar.

Kawasan BSD nantinya akan menempati area seluas 5.950 hektar atau setengah dari luas Kota Paris. Berdasarkan analisa kinerja 2009 dan prospek BSD di tahun mendatang.

Saat ini saham free float BSD di pasar tercatat 1,09 miliar lembar dengan harga penutupan per 4 Desember tercatat Rp830 per saham. Pihak manajemen dikabarkan akan meningkatkan porsi floating share-nya di awal 2010 seiring dengan meningkatnya permintaan investor untuk berinvestasi di saham BSD.

Dengan tingginya volume perdagangan BSD dalam beberapa bulan terakhir ini, BSD berkesempatan untuk masuk ke LQ 45 pada Februari 2010.

BSD merupakan saham properti yang paling sukses dengan membukukan kenaikan tertinggi sepanjang 2009 sebesar 846,24 persen dari Rp93 menjadi Rp880.

Kenaikan saham BSD pada tahun ini memang banyak didukung oleh langkah perseroan yang aktif mengembangkan BSD City, khususnya setelah mendapatkan dana IPO pada tahun lalu. BSD banyak membangun proyek rumah tinggal yang memang laku keras.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009