Terjadinya peningkatan drastis kasus terkonfirmasi karena Pemprov Riau kini gencar melakukan tes usap untuk mencari pasien dari orang tanpa gejala (OTG)
Pekanbaru (ANTARA) - Dinas Kesehatan Riau menyatakan kasus terkonfirmasi COVID-19 di provinsi itu dalam dua hari terakhir melonjak drastis yakni totalnya ada tambahan 577 kasus, di tengah Wali Kota Pekanbaru menyetujui rencana sekolah untuk kembali dibuka di masa pandemi.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, dr Mimi Yuliani Nazir di Pekanbaru, Selasa, menyatakan ada penambahan 71 kasus baru yang terkonfirmasi COVID-19. Ini adalah penambahan tertinggi dalam sehari di Riau, setelah pada Senin (3/8) lalu ada tambahan 50 kasus.
"Dengan adanya penambahan 71 kasus baru tersebut maka jumlah total konfirmasi positif di Provinsi Riau 577 kasus," kata Mimi Yuliani.
Ia merinci total kasus COVID-19 di Riau terdiri atas 97 orang jalani isolasi mandiri, dirawat di rumah sakit ada 123 orang, sembuh dan dipulangkan ada 344 orang, serta 13 meninggal dunia.
Terjadinya peningkatan drastis kasus terkonfirmasi, lanjutnya, karena Pemprov Riau kini gencar melakukan tes usap untuk mencari pasien dari orang tanpa gejala (OTG).
Selain itu, pemerintah daerah juga gencar melakukan tes usap kepada tenaga kesehatan, di semua fasilitas kesehatan terutama rumah sakit rujukan COVID-19. Hasilnya, sudah ada 78 orang tenaga medis yang terkonfirmasi terinfeksi COVID-19.
“Terjadinya peningkatan untuk hari ini yang mana terdapat penambahan 71 kasus yaitu berasal dari kontak erat kasus positif sebelumnya. Dari jumlah total 577 kasus konfirmasi positif COVID-19 Riau, 78 orang ialah dari tenaga medis yang tersebar di 10 kabupaten/kota," katanya.
Dengan terus bertambahnya jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19, ia meminta masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan. Ia mengakui kondisi masyarakat kini makin abai karena banyak yang beraktivitas di luar rumah tanpa masker, tidak menjaga jarak dan berkerumun di tempat umum.
“Pemerintah Provinsi Riau juga mengajak masyarakat untuk tidak henti-hentinya menerapkan protokol kesehatan,” katanya.
Sementara itu, meski ada lonjakan kasus COVID-19, Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT menyetujui anak sekolah tingkat PAUD, TK, SD dan SMP untuk membuka sekolah sehingga aktivitas belajar mengajar berlangsung secara tatap muka.
Padahal, Kota Pekanbaru kini masih berada du zona merah dengan 188 kasus terkonfirmasi COVID-19.
"Sudah diteken suratnya tentang sekolah tatap muka sehari dalam satu pekan, kapan waktu dan teknisnya diserahkan kepada kebijakan masing-masing sekolah," kata Kabag Humas Pemerintah kota Pekanbaru Masirba Sulaiman di Pekanbaru, Selasa.
Ia mengatakan diambilnya kebijakan membolehkan siswa belajar tatap muka di tengah pandemi COVID-19 untuk mengakomodasi keluhan para orang tua yang selama ini sulit mengajari anak mereka untuk beberapa bidang studi.
Selain itu, di era tatanan adaptasi kebiasaan baru (AKB), lanjutnya, semua aktivitas juga sudah diperbolehkan, kecuali sekolah.
Dinas Pendidikan sudah menyurati semua sekolah untuk menindaklanjuti SOP belajar tatap muka di tengah pandemi COVID-19. "Ketika surat Disdik sudah dibalas maka sekolah sudah memulai akvifitas belajar mengajar tatap muka di sekolah," katanya.
Izin yang diberikan Wali Kota Pekanbaru untuk tatap muka hanya satu hari dalam sepekan. "Yang pasti kita imbau sekolah menerapkan protokoler kesehatan pakai masker, jaga jarak dan rajin mencuci tangan," demikian Masirba Sulaiman .
Baca juga: Warga tak jujur, Riau hadapi kendala tekan kasus penyebaran COVID-19
Baca juga: Gubernur Riau: Kota Pekanbaru sudah zona merah COVID-19
Baca juga: Kantor Bank Riau Kepri tutup akibat karyawannya positif COVID-19
Baca juga: GTPP: Warga India pekerja PT Indah Kiat di Siak-Riau positif COVID-19
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020