"Ini gedung rektorat UNP kok seberat itu kerusakannya, sebelumnya saya kira hanya rusak ringan," kata Gamawan saat melihat sebuah foto pada Pameran Foto Amal Internasional tentang gempa dan tanah longsor 30 September 2009 di Padang, Senin.
Pameran foto itu dibuka sendiri oleh Mendagri digelar Komunitas Jurnalis Muda (KJM) Sumbar dan berlangsung hingga 1 Januari 2009 di halaman kantot DPRD Sumbar di Padang.
Saat meninjau stand foto karya jurnalis wartawan dan photografer LKBN ANTARA, Gamawan nampak terkejut melihat foto berwarna ukuran 40X50 centimeter menggambarkan seorang wisudawati UNP berjalan di depan gedung rektorat yang rusak berat.
Gamawan memperhatikan cukup seksama foto tersebut dan mengatakan, saya tak menyangka kerusakan gedung UNP separah ini. "Sebelumnya yang saya tahu gedung rektorat hanya rusak ringan," tambahnya.
Kekagetan Mendagri, justru dijawab istrinya sendiri, Vita Gamawan yang mengatakan ini gedung UNP yang rusak parah itu. "Saya pernah melihat foto ini sebelumnya di koran," katanya.
Setelah cukup lama memperhatikan foto kerusakan gedung rektorat UNP, Gamawan baru yakin dan mengatakan saya tak mengira kerusakanya separah ini.
Mendagri lalu mengalihkan pandangannya ke foto gempa lainnya dan cukup lama melihat foto bangunan Masjid Tua Ganting yang tetap kokoh berdiri meski telah diguncang gempa 7,6 SR. "Ini masjid yang kokoh," katanya.
Di stan tersebut Gamawan dan istrinya juga seksama memperhatikan foto Gunung Tigo di Kecamatan Patamuan, Padang Pariaman yang longsor dan menimbun tiga jorong kampung dibawahnya bersama sekitar 500 orang warganya.
Stand Foto ANTARA menampilkan 28 foto liputan gempa dan tanah longsor hasil karya jurnalis ANTARA, Hendra Agusta sebanyak 16 foto dan Photografer ANTARA, Ismar Patrizki sebanyak 12 foto hasil jepretan di daerah bencana Kota Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman dan Agam.
Gamawan juga melihat foto gempa dan tanah longsor pada stand lain seperti Aceh People Forum (APF), Brimob Polda Sumbar, Bulan Sabit Merah dan stan fraksi di DPRD Sumbar.
Ketua panitia pelaksana pameran foto itu, Rudi Antono menjelaskan, dalam pameran dipamerkan sekitar 1.000 foto yang menggambarkan kondisi Sumbar pascagempa 7,9 skala Richter dan tanah longsor hasil jepretan jurnalis dan fotografer Indonesia.
Selain itu ditampilkan foto bencana jepretan petugas Humas instansi pemerintah, DPRD, partai politik, Polri dan organisasi sosial lainnya.
Setiap lembaga yang mengisi stan, katanya, memberikan bantuan dana kepada panitia yang nantinya disumbangkan bagi korban bencana.
Pameran itu, juga diikuti sejumlah LSM nasional yang menyalurkan bantuan pembangunan rumah darurat bagi korban gempa dan tanah longsor. LSM-LSM tersebut mendirikan contoh rumah darurat yang dibangunnya di daerah-daerah terkena bencana.
Rudi Antono menambahkan, seluruh dana terkumpul dalam pameran akan disumbangkan bagi korban gempa dan tanah longsor di Sumbar.
Gempa 7,9 SR diikuti tanah longsor yang melanda Sumbar 30 September 2009 menyebabkan 1.195 orang meninggal dunia, terdiri atas 983 orang ditemukan jasadnya dan teridentifikasi serta 212 orang hilang tidak ditemukan jasadnya.
Sedangkan total kerugian materiil mencapai Rp21,58 triliun, dengan kerugian terbesar akibat kerusakan perumahan milik masyarakat yang mencapai 74 persen.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009