Yogyakarta (ANTARA News) - Pengamat sosial politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sujito MSi berpendapat bahwa semestinya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak perlu menanggapi secara berlebihan terhadap isu yang berkembang belakangan ini.

"Dalam situasi politik yang penuh ketegangan, selalu saja diwarnai perang urat syaraf, dan apabila memang ada indikasi tertentu mengenai arah manuver politik, tidak perlu ditanggapi dengan wacana yang represif," katanya ketika dihubungi dari Yogyakarta, Senin.

Ia mengatakan, semua itu merupakan bagian dari pertarungan politik wacana. "Nanti perlu kita lihat bagaimana sesungguhnya yang terjadi dalam sistem demokrasi kita," katanya.

Menurut dia, pertarungan untuk mempengaruhi politik, itu hal biasa. "Namun, apakah setiap statemen itu mampu memberi pendidikan demokrasi atau tidak, itu tergantung substansinya," katanya.

Arie mengatakan soal tema mengenai agenda pemberantasan korupsi secara nasional, sebenarnya itu menjadi komitmen bersama. "Seharusnya SBY mengajak untuk memberi dukungan terhadap gerakan pemberantasan korupsi," katanya.

Ia mengatakan SBY tidak perlu terlalu berlebihan mengeluarkan statemen, dan jika memang ada pendompleng, pasti akan tercegah dengan sendirinya oleh gerakan itu.

Arie mengatakan wacana penunggangan tersebut adalah wacana yang dimunculkan dengan memakai teori konspirasi. "Hanya saja, teori itu sulit dibuktikan," katanya.

Sehingga, menurut dia, wajar saja jika masyarakat menilai tudingan tersebut bagian dari skema represif yang juga melalui wacana.

"Biarlah semua proses demokrasi ini berjalan, karena agenda kita adalah mematangkan demokrasi, dan tarik menarik yang terjadi merupakan bagian dari proses itu," katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009