"Sekarang ini banyak yang pindah dari KUR (kredit usaha rakyat) ke komersial. Seharusnya KUR bunganya efektif seperti kredit yang lain sehingga pelayanannya sama," kata Bambang setelah mengikuti pembukaan Expo Pembiayaan KUKM di Gedung Smesco Jakarta, Senin.
Saat ini tingkat suku bunga program tersebut ditetapkan maksimal 16 persen per tahun, padahal suku bunga acuan BI rate sebesar 6,5 persen dan bunga kredit komersial berkisar antara 14 persen.
Pemerintah pada tahun 2009 menyediakan dana sebesar Rp20 triliun untuk penyaluran KUR. Angka ini meningkat Rp5,5 triliun dibanding target KUR tahun 2008 yang sebesar Rp14,5 triliun.
Bambang menjelaskan untuk pinjaman sebesar Rp200 juta, bunga bank pinjaman komersial lebih murah dari pada KUR yaitu hanya 14 persen.
Karena itu, banyak UKM yang mulai mengalihkan pinjamannya dari KUR ke dana komersial.
"Tren (pengalihan KUR ke kredit komesial) nanti mungkin akan naik sesuai dengan kesiapan angggota UKM sendiri. Saat ini, problemnya dia tidak tahu (syarat kredit) setelah tahu dia akan minta pindah," ujarnya.
Menteri Negara Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan mengatakan pengalihan kredit UMKM dari KUR ke komersial memang diharapkan oleh pemerintah.
Menurut dia, pengalihan dari KUR ke kredit komersial berarti telah terjadi peningkatan kapasitas UMKM untuk mendapatkan dana pinjaman pengembangan usahanya.
"Kita intinya menyediakan KUR untuk fasilitasi dan memperkuat UMKM. Kalau sudah kuat, boleh pindah ke pinjaman komersial," ujarnya.
Syarif mengatakan pemerintah akan menurunkan suku bunga KUR agar menjadi lebih bersaing dari bunga komersial. "Justru itu, bunganya mau kita turunkan. Jadi, mudah-mudahan bisa turun dua persen atau lebih, kita lihat saja nanti," katanya.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009