Seoul (ANTARA) - Banjir setelah hujan deras yang turun selama berhari-hari di Korea Selatan menyebabkan setidaknya 13 orang meninggal dunia, 13 orang dilaporkan hilang, dan lebih dari 1.000 orang lainnya mengungsi dari rumah mereka, demikian pernyataan pihak berwenang pada Selasa.
Sejumlah kematian dilaporkan terjadi akibat longsoran tanah dan kendaraan yang tersapu air bah. Sementara banjir itu merendam lebih dari 5.751 hektar lahan pertanian serta beberapa bagian di jalur jalan raya dan jembatan di Ibu Kota Seoul.
Presiden Moon Jae-in dijadwalkan menggelar rapat darurat terkait peristiwa tersebut pada hari ini, setelah dirinya meminta otoritas regional dan nasional untuk "melakukan semua upaya demi mencegah hilangnya lebih banyak nyawa", sehari sebelumnya.
Kantor Berita Yonhap melaporkan bahwa para petugas penanganan juga kembali melakukan operasi pada hari ini di sejumlah lokasi banjir di jalan raya dan jembatan sepanjang Sungai Han di pusat kota Seoul--yang mengganggu transportasi dan merusak infrastruktur.
Yonhap juga memperingatkan kemungkinan banjir di wilayah yang berdekatan dengan Korea Utara, karena kawasan itu juga diguyur hujan deras. Dalam laporannya juga ditulis bahwa Korea Utara membuka pintu air di sebuah bendungan tanpa memberitahukan pihak Selatan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Total 8.233 warga jadi korban banjir dan longsor di Bone Bolango
Baca juga: 7.046 KK terdampak banjir bandang di Bolaang Mongondow Selatan
Penerjemah: Suwanti
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020