Kontrak utama minyak mentah jenis "light sweet crude" di New York untuk pengiriman Januari naik 20 sen menjadi 75,67 dolar per barel, sebagaimana dikutip dari AFP.
Sementara harga minyak mentah Laut Utara Brent untuk pengiriman Januari naik 30 sen menjadi 77,82 dolar per barel.
Pasar minyak memperoleh dorongan dari melemahnya dolar, kata para analis.
"Dolar AS kembali melemah terhadap euro ... jadi faktor-faktor keuangan seperti itu mendongkrak minyak naik," kata Victor Shum, senior prinsipal di kantor konsultan energi, Purvin and Gertz yang berbasis di Singapura.
Euro diperdagangkan pada kisaran 1,4880 dolar pada 0155 GMT dari 1,4852 Jumat lalu di New York.
Indikasi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC)
bahwa mereka tidak akan memangkas kuota produksi pada konferensi tanggal 22 Desember juga menjadi "faktor" mendorong naiknya harga, kata Shum menambahkan.
"Ocehan yang keluar dari OPEC adalah bahwa mereka senang dengan harga sekarang, akan ada peningkatan produksi," katanya.
Arab Saudi selama akhir pekan lalu menyatakan bahwa harga minyak sudah "sempurna" dan pasar global stabil, sehingga kekuatan utama dari Arab di OPEC muncul bersatu dalam mendukung upaya mempertahankan kuota produksi.
"Semuanya begitu baik sekarang, kita tidak perlu berpikir sangat keras," kata menteri perminyakan Arab Saudi, Ali al-Naimi, di Kairo, yang mencerminkan kesepakatan antar anggota OPEC untuk menjaga kuota produksi tidak berubah pada Desember 22 konferensi.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009