Yogyakarta (ANTARA News) - Tim kebanggaan masyarakat Kota Yogyakarta PSIM harus menelan pil pahit dengan kekalahan 1-4 dari tim tamu Persiram Raja Ampat pada lanjutan laga Divisi Utama Liga Indonesia di Mandala Krida Yogyakarta, Minggu malam.
Meski sempat mengejutkan tim tamu dengan menyarangkan gol pada menit ketiga melalui Santoso, namun Persiram mampu membalik keadaan dengan menyarangkan empat gol tanpa mampu dibalas oleh PSIM.
Gol balasan pertama Persiram diciptakan melalui sundulan kepala kapten tim Marthen Tao pada menit ke-47.
Memasuki babak kedua, pertandingan antara kedua tim berlangsung semakin memanas, dipicu oleh gol kedua yang disarangkan Titus Jhon Bonay pada menit ke-64.
Pemain PSIM beranggapan, seharusnya wasit tidak mensahkan gol tersebut karena menilai ada pemain Persiram yang melakukan pelanggara "hand ball". Pemain PSIM dan wasit sempat bersitegang namun seluruh pemain tetap meneruskan permainan.
Sembilan menit kemudian, pemain Persiram bernomor punggung 18 Ahmad Amiruddin menyarangkan gol ketiga melalui tendangan penalti. Tendangan tersebut diberikan setelah wasit menilai penjaga gawang PSIM Agung Prasetyo dengan sengaja menaikkan kakinya saat menangkap bola sehingga mengenai badan pemain Persiram.
Sander Moyo Malibela melengkapi kemenangan besar Persiram dengan menyarangkan gol yang tercipta melalui tendangan kaki yang sangat keras pada menit ke-85.
"Pertandingan hari ini seharusnya dapat berlangsung dengan baik, tetapi kami sangat kecewa dengan kepemimpinan wasit," kata Manajer PSIM Aji Sutarto usai pertandingan.
Ia menilai pemain PSIM seharusnya mendapatkan banyak pelajaran berharga saat berhadapan dengan pemain-pemain Persiram yang memiliki kualitas yang lebih baik.
Aji menegaskan akan melayangkan protes resmi disertai dengan bukti-bukti kepada BLI mengenai kepeminpinan wasit pada pertandingan tersebut.
Sementara itu, Pelatih Kepala Persiram Raja Isa menyatakan kemenangan tersebut adalah hasil kerja keras tim dan seluruh pemain mematuhi instruksi pelatih selama pertandingan berlangsung.
"PSIM memiliki potensi yang besar untuk berkembang menjadi lebih baik, dan untuk kepemimpinan wasit, kedua belah pihak juga dirugikan," ujarnya yang menilai kepemimpinan wasit dalam persepakbolaan Indonesia sudah semakin baik.
Pertandingan yang sengaja digelar malam hari tersebut terpaksa ditunda selama lebih dari satu jam karena masalah penerangan dan baru dimulai sekitar pukul 20.10 WIB.
Dua dari empat titik lampu penerangan yang ada tidak menyala karena satu dari dua genset yang digunakan mengalami kerusakan. (*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
kalo sampai supporter brajamusti msk lapangan apa jadinya??????? situasi dah panas bgt